Adu Drone Naga Rusia-Ukraina, Begini Spesifikasinya

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Drone naga menjadi tren di tengah perang Rusia-Ukraina. Video kehadiran meriam udara penyebar rayap viral di media sosial.

Seminggu setelah video menunjukkan Ukraina menggunakan drone yang dimodifikasi melawan pasukan Rusia yang bersembunyi di pepohonan dan parit, analisis lebih lanjut mengenai drone Dragon telah muncul.

Pada Sabtu (14/9/2024), TWZ melaporkan bahwa drone yang menyemprotkan zat mudah terbakar yang disebut termit, mirip dengan efek Dragonfire, dapat menyebabkan kebakaran dan melukai personel militer serta merusak peralatan mereka.

Termit biasanya terbuat dari bubuk aluminium dan besi oksida. Ia digunakan dalam granat dan peluru artileri, dan terbakar pada suhu sekitar 4.440 derajat Fahrenheit.

Drone ini mengirimkan komposisinya ke pepohonan dan semak-semak tempat musuh bersembunyi, serta di sepanjang parit. Daun yang terbakar mengurangi perlindungan musuh, sehingga meningkatkan kerentanan mereka.

Rayap dapat membunuh apapun yang terkena. Termit dapat menghilangkan oksigen dan membakar siapapun yang tidak bersentuhan langsung dengannya.

Dalam video yang diposting di Telegram oleh politisi Moskow dan jurnalis militer Andrei Medvedev, pasukan Rusia menggunakan drone Dragon. Video tersebut memperlihatkan seorang tentara memasang tabung yang diyakini berisi termit ke drone first-person view (FPV).

Drone tersebut kemudian dilaporkan diluncurkan menuju posisi Ukraina. Video tersebut kemudian menunjukkan pemandangan seorang operator drone di atas garis pohon, diikuti oleh pemandangan drone lainnya yang menunjukkan sebuah pembakar yang dilemparkan ke pasukan Ukraina.

Berbeda dengan drone Dragon Ukraina, versi Rusia menghasilkan lebih banyak percikan api dengan sedikit kerusakan yang terlihat.

Rusia memiliki sejarah panjang dalam menggunakan senjata termit. Pada tahun 2012, Rusia menembakkan munisi tandan yang berisi senyawa ini ke sasaran di Suriah. Rusia telah menggunakan perangkat termit di Ukraina sejak awal perang skala penuh. Menurut Human Rights Watch, Ukraina memiliki senjata anti rayap sebelum kedatangan drone Dragon.

Badan tersebut mengatakan telah meninjau bukti visual yang menunjukkan setidaknya 82 serangan menggunakan senjata permukaan ke udara di Ukraina antara Februari 2022 hingga April 2023.

Beberapa saluran Telegram Ukraina mengeluhkan senjata baru Rusia tersebut. “Saya mengingatkan Anda bahwa musuh belajar dengan cepat!” Brothers in Arms menulis saluran Telegram. Rusia “telah meniru drone Naga kami dan kini membakar posisi kami.”

Pekan lalu, muncul bukti bahwa Rusia sedang bereksperimen dengan drone pembawa rayap, namun pada saat itu dampaknya di medan perang masih terbatas. Sebuah video yang diterbitkan oleh saluran Telegram Ranjau Darat dan Kopi Ukraina menunjukkan salah satu upaya tersebut menggunakan elemen sekering dari cangkang mortir 120 mm.

Penggunaan drone baru ini oleh kedua belah pihak menciptakan efek yang luas di medan perang dengan presisi luar biasa dan tanpa risiko bagi operator. Selain menimbulkan kerugian fisik yang signifikan, drone ini juga mempunyai dampak psikologis yang serius.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours