AESBI: Digitalisasi persingkat jalur distribusi dari UMKM ke konsumen

Estimated read time 2 min read

Jakarta dlbrw.com – Menurut Asosiasi Eksportir Buah dan Sayur Indonesia (AESBI), transaksi digital akan memperpendek jalur distribusi usaha kecil dan menengah (UMKM) buah dan sayur untuk menjangkau konsumen atau pengguna akhir.

Presiden AESBI Sandy Wijaja di Jakarta, Jumat, mengatakan “transaksi digital di Indonesia sangat cepat, sumber kini bisa menjual hasilnya langsung ke pengguna akhir.”

Menurut Sandy, transaksi digital telah mengurangi pasokan dan mengakibatkan harga transaksi menjadi lebih tinggi dibandingkan sebelum digitalisasi. “Artinya, eksportir harus bekerja lebih keras untuk menemukan produk yang kompetitif untuk pasar ekspor,” ujarnya.

Ia juga mengatakan penggunaan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) dalam transaksi digital akan membantu mempercepat sistem pembayaran. “Kami adalah barang mudah rusak yang memerlukan banyak perhatian. Dengan sistem kode, semua barang mudah rusak harus diprioritaskan dan mendapat perhatian penuh, tanpa perlu menyimpan barang mudah rusak dalam antrean panjang atau di bawah sinar matahari,” ujarnya. Menurut pakar dan general manager PT Trans Digital Cemerlang (TDC) Indra, pengguna dapat merasakan efisiensi dan manfaat menggunakan QRIS. “Contohnya Poskulite, produk kami yang menyediakan layanan QRIS, gratis diunduh dan fitur-fiturnya mudah dipelajari,” ujarnya. Ia mencontohkan fitur Kasirku di Posku Lite yang menjadi fitur jualan utama. Dengan fitur Kasirku, pengguna dapat menerima pembayaran melalui tunai, QRIS, dan transfer bank. “Jadi baik yang ingin membayar tunai maupun yang lebih menyukai transaksi digital bisa dilayani dengan mudah,” kata Indra. Indira mengatakan pihaknya saat ini tengah menggulirkan sistem pembayaran online menggunakan Pay Point Online Bank (PPOB) yaitu listrik, BPJS, air PDAM, telepon, pulsa, internet, paket data, asuransi, pembayaran kartu kredit, dan layanan perbankan. Pembiayaan tambahan. “Kelebihannya lebih banyak, mudah digunakan dan gratis, masyarakat pasti tertarik. Transaksi digital itu penting, mau tidak mau siklus perekonomian Indonesia semakin digital,” ujarnya.

Menurut Indra, masyarakat khususnya pelaku bisnis masih takut menggunakan aplikasi digital tersebut karena kurangnya kesadaran dan literasi. Untuk itu, penting untuk memberikan nasihat pendidikan dan keuangan kepada UKM, terutama dalam penyusunan laporan keuangan yang berkualitas.

Perusahaan yang memberikan dukungan dan saran keuangan digital diharapkan sudah memiliki sistem manajemen mutu ISO 9001:2015, sistem manajemen anti suap ISO 37001:2016, dan standar sistem keamanan informasi ISO 27001:2022. Baca Juga: Pemerintah genjot literasi digital pelaku UMKM. Baca juga: SME DigitalFest dorong UKM Indonesia untuk berpartisipasi di era digital.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours