AGI dan Goethe-Institut gelar festival game berdampak sosial

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Asosiasi Permainan Indonesia (AGI) bermitra dengan Goethe-Institut Indonesien menjadi tuan rumah Gamechanger Games Festival di Goethe Institute Jakarta yang menyoroti potensi permainan dalam menyampaikan pesan sosial dan menjadi sumber hiburan.

Tema festival yang juga bermitra dengan Indonesia’s Women in Play dan The Lazy Monday ini adalah ‘Games for Social Impact’.

“Kami membuat mini festival dimana masyarakat bisa bermain game yang memiliki pesan moral dan dampak sosial yang baik, dan kami juga mengadakan workshop misalnya untuk mempelajari proses pengembangan game, semacam jembatan bagi mereka yang tidak hanya ingin bermain. , tapi juga ingin bekerja di industri,” kata Deputi Pengembangan Talenta AGI Ibnu Raziq kepada ANTARA di sela-sela acara, Sabtu.

Pengunjung festival game Gamechanger 2024 di Goethe-Institut Jakarta menjajal beragam permainan lokal pada Sabtu (29/6/2024). (ANTARA/Pamela Sakina) Seiring berjalannya waktu, video game yang awalnya hanya berfungsi sebagai hiburan dan mengisi waktu luang, kini berkembang semakin luas. Banyak permainan dengan pesan-pesan positif yang pada akhirnya dapat membawa perubahan sosial, mulai dari meningkatkan kesehatan mental hingga meningkatkan kesadaran akan perubahan iklim.

Di beberapa belahan dunia, permainan mulai digunakan sebagai alat untuk memberikan pengaruh sosial. Menurut Ibnu, hal ini pula yang menjadi latar belakang Gamechanger.

“Permainan masa kini tidak hanya sekedar hiburan semata, namun juga mempunyai banyak manfaat, bahkan memberikan dampak baik bagi lingkungan sosial,” imbuh Ibnu.

Pengunjung dapat mencoba pilihan permainan yang berdampak sosial, menghadiri diskusi dan lokakarya dengan para profesional pengembangan game, serta memainkan koleksi permainan papan, realitas virtual (VR), dan konsol.

Delapan game lokal berdampak sosial yang bisa dimainkan pengunjung: Offline Space (Toge Productions dan Mojiken), Pamali (Storytelling), Samudra (Khayalan Arts), The Sun Shines Over Us (Eternal Dreams & Niji Games), Hello Goodboy (Rolling Glory), Agensi Jodoh (MelonCat & Niji Games), Semasa Hidupku (Studio Redamantine) dan Taksi: Jebakan Literasi di Tengah Buruknya Informasi” (EngageMedia).

Pada Sabtu (29/6/2024), pengunjung Gamechanger 2024, festival game yang diadakan di Goethe-Institut Jakarta, akan mencoba game virtual reality (VR). (ANTARA/Pamela Sakina) Festival ini mencakup tiga pidato dan lokakarya. Talkshow pertama mengambil tema “Lebih dari sekedar game”, mengundang pembicara dari pengembang game untuk berdiskusi mengapa mereka memilih untuk membawa tema sosial ke dalam game yang mereka buat.

Selain itu, talkshow “Women Leading the Game Industry” menghadirkan pembicara dengan pengalaman bertahun-tahun di bidang pengembangan game untuk membahas peran dan tantangan perempuan di industri game Indonesia serta menginspirasi perempuan yang ingin berkarir di bidang pengembangan game.

Sementara itu, talkshow terbaru mengangkat topik “Climate Crisis Game” dan membahas bagaimana video game menjadikan isu krisis iklim sebagai isu sentral.

Workshop tersebut membahas proses finalisasi ide pengembangan game. Seminar ini dipimpin oleh Dimas Novan, direktur game A Space for the Unbound, yang pada tahun 2023 dinominasikan untuk “Games with Impact” di The Game Awards.

Melalui lokakarya dan diskusi, Gamechanger Festival bertujuan untuk membekali para pengembang game potensial di Indonesia dengan keterampilan yang relevan dengan menciptakan komunitas game yang inklusif di mana setiap individu dapat berbagi minat mereka terhadap game.

“Festival ini ingin mempertemukan para gamer dan pengembang game dari berbagai latar belakang untuk berbagi semangat mereka dalam bermain game dan berjejaring satu sama lain,” kata Stefan Dreyer, Direktur Regional Goethe-Institut untuk Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours