Ahli jelaskan pemanfaatan teknologi robotik dalam pembedahan

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Presiden Persatuan Dokter Urologi Indonesia Dr. Dr. Feri Safriadi Sp.U(K) FICS menjelaskan pemanfaatan teknologi robotika untuk melakukan prosedur pembedahan.

Konferensi dan Siaran Langsung Bedah Telerobotik di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional, Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, Jumat, mengatakan teknologi robotik antara lain dapat digunakan untuk melakukan operasi pada usus, saluran kemih, dan organ reproduksi.

“Padahal di dunia yang banyak menggunakan robot, kecuali pencernaan, urologi, dan ginekologi, banyak yang menggunakan prosedur robot. Tentu saja hal ini tidak menghalangi kemungkinan dilakukannya prosedur bedah lain, seperti operasi payudara. Saya dengar itu bahkan operasi tumor onkologi pun dilakukan oleh robot,” kata Ferri.

Ia mencontohkan, antara lain, bedah robotik yang digunakan di Indonesia untuk mengatasi batu ginjal dan pembesaran prostat.

Menurutnya, penggunaan teknologi telerobotik memudahkan dokter bedah urologi menangani pasien dari jarak jauh.

Ahli urologi Indonesia telah menggunakan teknologi telerobotik untuk melakukan operasi kista ginjal. Teknologi ini dinilai sangat akurat dan mampu mengurangi human error.

“Dengan bedah robotik, human error bisa dikurangi,” kata Ferry.

Pemanfaatan teknologi telerobotik memungkinkan pasien yang berada jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan di kota besar dapat menerima layanan bedah yang mereka butuhkan.

“Kedua, kita akan punya jangkauan yang luas. Misalnya ada pasien di daerah kita yang tidak bisa dibawa ke puskesmas di kota besar, kita bisa. Yang ketiga, tentu kualitasnya akan tercapai dengan pemerataan distribusi obat. layanan kesehatan, kata Ferri.

Ia mengatakan penggunaan peralatan bedah telerobotik juga mengurangi kelelahan para dokter yang mampu melakukan prosedur berjam-jam pada prosedur normal.

Meski penggunaan perangkat telerobotik dapat dipelajari dengan mengikuti kursus khusus bedah robotik, kata Ferry, ahli bedah yang melakukan operasi menggunakan teknologi ini harus memiliki pengalaman melakukan laparoskopi dan setidaknya membantu dalam banyak prosedur operasi yang sederhana hingga sulit.

Ia berharap pemerintah mendukung penggunaan teknologi telerobotik untuk memberikan pelayanan kesehatan.

“Memang infrastruktur dan peralatannya harus kita bangun tidak hanya di RSCM dan RS Ngoerah saja, tapi juga di tempat lain. Kita berharap seperti janji Menkes, nanti RS Bandung, lalu Margono (RS) di Purwokerto ada di sana. , “katanya.

“Kita bisa lebih banyak menggunakan robotic bedah dan telerobotik. Jadi kalau kita lakukan itu akan baik untuk pelayanan publik kita,” imbuhnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours