AHY: Pendanaan Bank Dunia 635 juta dolar AS menunggu finalisasi

Estimated read time 2 min read

BALI (ANTARA) – Menteri Pertanian dan Tata Ruang/Dirjen Pertanahan (ATR/BPN) Agus Harimurthy Yudhoyono mengatakan dana pinjaman lunak sebesar $635 juta dari Bank Dunia saat ini sedang menunggu finalisasi oleh Kementerian Pendidikan. sumber daya keuangan. “Intinya Bank Dunia sudah sepakat bahwa keputusan akhir menunggu Departemen Keuangan,” kata AHY pada KTT Reforma Agraria 2024 di Bali, Sabtu.

Ia mengatakan, pinjaman lunak tersebut merupakan upaya pihaknya untuk menjembatani kesenjangan yang hanya sebesar Rp6,4 triliun pada anggaran kementerian ATR/BPN tahun 2025. Oleh karena itu, salah satu tugas lembaga yang dipimpinnya adalah menyelesaikan masalah reforma agraria.

Dia mengatakan, dana awalnya sebesar $200 juta, namun anggaran pinjaman lunak ditingkatkan menjadi $635 juta atau sekitar 10 triliun rupiah, melalui negosiasi yang dilakukan pihaknya.

Selain itu, AHY mengatakan terkait penambahan anggaran dari Rp6,4 triliun menjadi Rp14 triliun, pihaknya akan menggunakan tambahan anggaran tersebut untuk mengoptimalkan penyelesaian indikator pendaftaran tanah sistem lengkap (PTSL), redistribusi tanah, dan perluasan lahan. . .

“Nah satu lagi, ingat kita masih perlu bekerja untuk mencapai 2000, atau skema tata ruang yang detail, kita sekarang sudah 500, artinya kita masih membutuhkan 25% untuk mencapai 100%, kita hanya perlu sumber daya dan anggaran,” ujarnya saat ditemui AHY usai KTT Reformasi Pertanian 2024.

AHY juga mengatakan, selain persoalan anggaran, tantangan yang dihadapi ATR/BPN juga berkaitan dengan regulasi pertanahan. Sehingga, kata dia, akan meningkatkan sinergi antarkementerian untuk mengurangi duplikasi peraturan. Hal ini berlaku bagi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Menurutnya, sinergi tersebut dapat mengoptimalkan penataan ruang dan mengurangi redudansi dengan fokus pada konsolidasi peta (kebijakan satu peta).

“Ini bukan kekuatan berdasarkan wilayah atau kekuasaan masing-masing. Kita cari jalan tengahnya, karena tujuannya sama. Padahal, semua lembaga punya tujuan yang sama: mensukseskan program presiden,” tuturnya. .

Pada Jumat (14/6), Wakil Ketua Komite II DHR Junimart Girsang mengatakan, pihaknya mendukung rencana penambahan anggaran Kementerian ATR/BPN sebesar Rp14 triliun yang sebelumnya diajukan.

Junimart mengatakan, pihaknya siap melaksanakan anggaran tersebut karena ingin Kementerian ATR/BPN bisa bekerja maksimal dalam menyelesaikan permasalahan pertanahan Tanah Air.

“Juga Rp 14 T, kemarin kami secara resmi meminta Kementerian ATR/BPN melalui Dirjen untuk melakukan revaluasi dan kenaikan untuk mendukung operasional ATR/BPN,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours