AII Hubungkan Riset Sawit di Perguruan Tinggi sampai Tahap Komersialisasi

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Penelitian di industri kelapa sawit semakin banyak dilakukan oleh perguruan tinggi. Penelitian ini semakin mengembangkan kebutuhan untuk mendukung kelapa sawit sebagai komoditas perkebunan strategis nasional.

Ketua Umum Asosiasi Penemu Indonesia (AII) prof. Didiek Hadjar Goenadi mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk membantu para inventor mengatasi kendala komersialisasi penemuan penelitian, khususnya terkait kelapa sawit.

Baca juga: BRIN Luncurkan 2 Program Pendanaan Penelitian, Apa Saja? Datang dan lihatlah!

“Kami memperkuat kemampuan inventor dalam melakukan penemuan, dan membekali para inventor dengan kemampuan memasarkan penemuannya,” ujarnya dalam acara Penilaian dan Komersialisasi Hasil Teknologi Riset Kelapa Sawit (GRS) Grand Palm Research (GRS) 2021-2023, melalui siaran pers. , Selasa (2/7/2024).

Kerja sama BPDPKS dan AII untuk melaksanakan evaluasi dan komersialisasi teknologi Hasil Penelitian Kelapa Sawit yang didanai BPDPKS dilakukan mulai periode 2021-2022, dilanjutkan dengan kerja sama tahap 2 periode 2022-2023.

Pada GRS 2021-2023 terdapat 16 penemuan yang siap dikomersialkan dan sebagian besar merupakan penelitian perguruan tinggi. Misalnya saja pengembangan membran matriks campuran berbahan dasar carbon hardened zeolite (KTZ) untuk proses pemisahan CO2 dari Biogas Palm Oil Mill Effluent dari LPPM ITS.

Baca juga: Peneliti Temukan Tanaman Endemik Madura Kamandin Saebo Ampuh Atasi Sakit Gigi dan Darah Tinggi.

Lalu ada juga invensi dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) UI, LPPM ITB, UGM, Institut Teknologi PLN, Unair, IPB, dan invensi dari Unila.

Dijelaskannya, misi tersebut dilaksanakan melalui serangkaian kegiatan mulai dari penilaian dan promosi industri potensial dan bisnis dasar sesuai dengan kualitas penemuan yang dihasilkan oleh para penemunya.

Bagi BPDPKS, kerja sama dengan AII ini mempercepat hilirisasi hasil riset (khususnya dalam bentuk teknologi) yang didanai BPDPKS agar dapat dimanfaatkan oleh industri secara cepat dan luas guna mendukung berkembangnya industri sawit nasional yang tangguh di pasar dunia.

Saat ini AII dan BPDKS kembali menjalin kerjasama tahap 3 untuk evaluasi dan komersialisasi teknologi hasil penelitian GRS 2021-2023.

Dari hasil proses seleksi awal terhadap 88 penemuan yang dilakukan Tim Pakar Internal AII, ditemukan 41 kemungkinan penemuan setelah dikurangi hasil penelitian non-teknologi, jumlah salinan dan hasil penelitian yang dievaluasi pada periode sebelumnya.

“16 penemuan yang terjadi sudah siap secara teknologi, bernilai ekonomis tinggi, dan siap dikomersialkan,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Penyaluran Dana BPDPKS Zaid Ibrahim menambahkan kelapa sawit merupakan komoditas nasional yang memerlukan penelitian dan pengembangan.

Oleh karena itu kami mengalokasikan dana yang besar untuk memperkuat penelitian yang akan digunakan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan industri kelapa sawit, ujarnya.

Menurutnya, pihaknya telah mendanai 346 perjanjian kerjasama penelitian melalui GRS, termasuk universitas dan lembaga penelitian yang melibatkan 122 peneliti.

Selain para peneliti, pihaknya mengadakan beberapa kompetisi penelitian tingkat mahasiswa yang diadakan dari waktu ke waktu. Dikatakannya, hingga saat ini terdapat 243 publikasi ilmiah yang telah terdaftar dan delapan buku yang telah dicetak.

“Produksi ini akan kami integrasikan dengan BRIN agar dapat diakses oleh masyarakat. Kami berharap publikasi ilmiah untuk diseminasi penelitian dan pengembangan kelapa sawit semakin meningkat,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours