AIPKI Tegaskan Bullying di Lingkungan Pendidikan Kedokteran Harus Diakhiri

Estimated read time 2 min read

dlbrw.com, JAKARTA — Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI) menekankan pentingnya menghilangkan praktik bullying di lingkungan pendidikan kedokteran. Apalagi pasca kasus tragis seorang dokter PPDS Universitas Diponegoro yang diduga bunuh diri akibat di-bully oleh orang lanjut usia.

AIPKI menegaskan, praktik bullying bukanlah tradisi yang harus dilestarikan. “Kami di AIPKI mendukung zero bullying, ini sudah disepakati. Karena bullying itu bukan praktik yang baik,” kata Presiden AIPKI Prof Budi Santoso usai membuka Mukernas Nasional Persatuan Dokter Umum Indonesia (PDUI) di Jakarta, Sabtu (12/10/2024). ).

Namun menurut Budi, pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan perlu pendekatan yang lebih baik dalam menangani kasus perundungan. Menurutnya, keputusan pemerintah membekukan Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi (PPDS) di Undip tidak tepat. Pasalnya, tahap pembekuan ini merugikan masyarakat dan siswa lain yang tidak bisa ikut serta dalam kasus perundungan.

“Penangguhan tersebut tentu merugikan masyarakat, karena yang tidak ikut juga ikut terkena dampaknya. Jadi kami berharap kedepannya kasus-kasus perundungan bisa ditangani dengan lebih baik lagi, dan melibatkan semua pihak yang terlibat di dalamnya dengan pendekatan yang bijak, pendekatan yang lebih baik lagi,” kata Prof. Budi.

Budi menilai, hukuman atas kasus perundungan ini seharusnya hanya ditujukan kepada pelakunya. Jika setelah dilakukan penyidikan terbukti ada pelanggaran, Budi sepakat pelaku kejahatan tersebut harus mendapat hukuman berat.

“Kalau memang terbukti ada perundungan, saya setuju semua akan dikeluarkan. Tapi itu harus dilakukan setelah ada penyelidikan yang adil, karena bisa saja pelakunya melakukan perundungan tanpa sepengetahuannya di kampus.” terbukti. , Saya setuju dengan hukuman apa pun,” kata Budi.

Selain soal hukuman, juga mendorong pemerintah untuk berperan aktif dalam mengkampanyekan prosedur anti-bullying dalam pendidikan kedokteran. Prof Budi yang juga Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga mengatakan, sejak tahun 2018 FK Unair telah menerapkan prosedur pelaporan dan sistem untuk menangani kasus perundungan.

Sebagai tindakan pencegahan, FK Unair juga sering mengadakan seminar dan pelatihan untuk memberikan semangat kepada mahasiswa dan seluruh civitas kampus terhadap tindakan bullying. “Tetapi yang terpenting saat ini adalah pencegahan. Kita harus mencegah agar kasus-kasus perundungan tidak terulang lagi,” ujarnya.

 

 

Gumanti Awaliyah

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours