Airlangga resmikan pabrik baterai EV ramah lingkungan pertama di RI

Estimated read time 3 min read

Jakarta dlbrw.com – Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto membuka pabrik produksi baterai ramah lingkungan (green battery) pertama di Indonesia untuk kendaraan listrik (EV).

Pabrik pembuatan baterai berlokasi di Kawasan Industri Neo Energy Morowali (NEMIE), Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah.

“Pengolahan nikel mampu meningkatkan nilai ekspor produk berbahan nikel. Hal ini terlihat dari nilai ekspor yang meningkat delapan kali lipat dari $4,31 miliar pada tahun 2017 menjadi $34,44 miliar pada tahun 2023,” kata Airlangga di Jakarta, Selasa. – katanya.

Menurut Kementerian Investasi/BCPM, hingga Juni 2024, total investasi nikel mencapai US$30 miliar, terutama pada pembangunan pabrik metalurgi dan pabrik produksi baterai kendaraan listrik.

Selama lima tahun terakhir, lebih dari 2.000 GWh baterai lithium-ion telah digunakan di seluruh dunia untuk mendukung 40 juta kendaraan listrik dan ribuan proyek penyimpanan energi.

Dalam konteks ini, Indonesia berpotensi menjadi pemain besar global dalam produksi baterai kendaraan listrik (EV), yaitu mampu memasok baterai EV sebesar 210 GWh per tahun; karena Indonesia kaya akan sumber daya mineral khususnya nikel.

“Oleh karena itu, berbagai negara memandang penting bagi Indonesia untuk menjadi bagian dari sumber daya mineral kritis. Indonesia sedang merundingkan perjanjian mineral penting dengan Amerika Serikat dan juga sedang melakukan pembicaraan dengan Uni Eropa. “Hal ini juga terjadi di negara lain seperti Kanada. dan Australia, dimana Indonesia-Kanada dan Indonesia-Australia. Jika mereka bersatu, kekuatan ekosistem kendaraan listrik akan kuat, baik itu litium atau nikel; “Diformulasikan dengan natrium atau garam,” kata Airlangga.

Airlangga juga mengapresiasi Neo Energy atas investasinya dalam membangun smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) pertama di Indonesia yang menggunakan 100% energi terbarukan.

Pabrik peleburan tersebut akan mengolah bijih nikel atau limonit menjadi campuran endapan hidroksida (MHP) sebagai prekursor katoda baterai kendaraan listrik.

Proyek baterai HPAL Neo Energy diharapkan dapat meningkatkan kapasitas PLTMH nasional sebesar 120 ribu ton per tahun.

Pabrik HPAL ini terletak di Kawasan Industri Neo Energy Morowali (NEMIE), sebuah kawasan industri yang dirancang sebagai pusat pengolahan mineral berbasis energi bersih.

Seluruh operasi di wilayah ini akan menggunakan 100 persen energi terbarukan, termasuk pembangkit listrik tenaga air dan tenaga surya, menjadikannya praktik industri paling ramah lingkungan di Indonesia.

NEMIE mendapat izin usaha kawasan industri (IUKI) pada Agustus 2024 sehingga memberikan kepastian hukum dan kepercayaan kepada calon investor.

“Saya melihat alat-alat berat berjalan di sini yang menggunakan listrik. Kami menghargai bahwa kawasan ini mendukung tujuan emisi nol bersih di pertambangan dan industri. Kerjasama dengan aparat TNI/Polri tentu saja penting mengingat statusnya sebagai proyek strategis nasional, karena merupakan nilai nasional. “Saya berharap kerjasama ini dapat mendukung industri kita dalam transisi dari energi fosil ke energi baru,” kata Airlangga.

Pada acara yang sama, Airlangga secara simbolis menyerahkan sertifikat tanah kepada 10 warga setempat.

Kemudian dimulailah proses penandatanganan prasasti yang menandakan dimulainya proses inovasi.

Secara keseluruhan, berbagai kawasan industri di Kabupaten Morowali berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian wilayah tersebut.

Pada tahun 2023, pertumbuhan PDB Kabupaten Morowali mencapai 20,34 persen dan pangsa sektor industri pengolahan mencapai 72,72 persen.

Sedangkan PDB per kapita Kabupaten Morowali mencapai Rp927,23 juta pada tahun 2023; Ini merupakan biaya tertinggi di Indonesia karena didorong oleh ekspor komoditas.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours