Airlangga: Tiga mesin utama untuk pertumbuhan ekonomi menuju 2045

Estimated read time 3 min read

Jakarta (Antara) – Menteri Perekonomian Airlang Hartarto mengumumkan ada tiga sistem penting yang harus dimaksimalkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi demi visi Indonesia Emas 2045.

“Ada tiga sistem perekonomian yang harus dimaksimalkan untuk mendukung pembangunan ekonomi visi Indonesia Emas 2045,” kata Airlanga dalam Tatap Muka – Riset Ilmu Pengetahuan Kuliah Peringatan BJ Habibie: Peran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Inovasi Emas Indonesia 2045 di Jakarta, Selasa.

Ia memaparkan tiga mesin utama, yaitu pertama, sistem perekonomian yang sudah ada, seperti infrastruktur, perdagangan, manufaktur, dan pertanian, yang harus direnovasi dan ditingkatkan kapasitasnya dengan memperluas investasi dan dunia usaha.

Kedua, menciptakan sistem ekonomi baru seperti digitalisasi, kecerdasan, produk elektronik, ekonomi hijau, dan transisi energi, yang dapat membawa perkembangan pesat pada generasi berikutnya.

Ketiga, mesin ekonomi Panchashila, yaitu mesin ekonomi yang berkeadilan dan inklusif yang harus dilakukan untuk menjaga stabilitas kesehatan-ekonomi.

Menurutnya, salah satu upaya menciptakan bisnis baru untuk transformasi bisnis ke depan adalah Program Hilirisasi Bisnis.

“Tujuannya untuk menciptakan nilai lebih sehingga daya saing produk kita menjadi lebih baik, investasi masuk lebih banyak dan lapangan kerja meningkat,” ujarnya.

Jika dilihat secara spasial, lanjut Airlanga, pihaknya berhasil mendukung hilirisasi perekonomian, terutama di negara-negara di kawasan timur yang pertumbuhannya lebih tinggi.

Ia mengatakan, tiga wilayah Indonesia bagian timur dengan pertumbuhan ekonomi terbesar adalah Maluku dan Papua (12,15 persen), Sulawesi (6,35 persen), dan Kalimantan (6,17 persen), didorong oleh pertambangan, industri logam, dan pengembangan IKN. ,

Perubahan ini menunjukkan bahwa resesi dapat menaikkan harga dan menyebarkan manfaat ekonomi secara lebih luas ke seluruh Indonesia.

Lebih lanjut, Arilangga mencontohkan, berdasarkan perkiraan berbagai organisasi internasional seperti IMF, OECD, dan Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini berkisar antara 2,6 persen hingga 3,2 persen. Tahun depan diperkirakan tidak akan jauh berbeda, yakni antara 2,7 persen hingga 3,2 persen.

Sementara itu, masih terdapat peluang perekonomian Indonesia yang dapat dimanfaatkan dengan pertumbuhan ekspor negara berkembang yang diproyeksikan tumbuh sebesar 3,7 persen menjadi 3,9 persen pada tahun 2025.

Permintaan dalam negeri juga optimis, tercermin dari PMI (Purchasing Managers Index) manufaktur yang masih ekspansi (50,7), indeks keyakinan konsumen (123,3) yang masih optimis, dan penjualan riil (232,8) yang kembali tumbuh baik. 4,4 persen (tahun ke tahun).

Transaksi yang berhasil pada kuartal pertama tahun 2024 akan memberikan modal untuk mendukung landasan reformasi keuangan di masa depan. Namun pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen saja tidak cukup untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, kecuali kelompok berpendapatan menengah.

Ia juga mengatakan, “Oleh karena itu, harus ditingkatkan ke kisaran 6-7 persen dengan pertumbuhan investasi sebesar 6,8 persen dalam dua tahun ke depan.”

Pada akhir tahun ini, kata Airlangga, pendapatan per kapita Indonesia diproyeksikan mencapai $5 miliar.

Namun, Jakarta, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara dikecualikan dari kelompok berpendapatan menengah.

Ia berharap daerah-daerah tersebut bisa menjadi contoh bagi negara lain agar Indonesia bisa keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah.

Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengeluarkan negara bagian atau daerah/kota lain yang berpendapatan menengah, sehingga kita bisa keluar dari berpendapatan menengah di seluruh negeri, ”kata Airlanga.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours