Airlangga Ungkap Alasan Jokowi Bilang Ekonomi RI Segar

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Menteri Koordinator Perekonomian Erlanga Hartarto memastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berkualitas dengan inflasi terkendali di tengah ketidakpastian perekonomian saat ini.

Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I tahun 2024 yang kembali menunjukkan angka positif yakni meningkat sebesar 5,11 persen atau lebih tinggi dibandingkan laju inflasi pada periode yang sama tahun lalu.

Erlanga mengatakan lembaga pemeringkat kredit juga memberikan penilaian positif bahwa ketahanan ekonomi tetap terjaga dan lapangan kerja meningkat seiring pertumbuhan ekonomi, sehingga menambah angkatan kerja sebanyak 3,55 juta orang.

Kemudian pengangguran berkurang 0,79 juta orang dan pangsa pekerja formal meningkat menjadi 40,83%, inflasi 2,84 dan berada dalam kisaran sesuai APBN. Tentunya hal ini akan mendorong Indonesia untuk tetap mempertahankan pertumbuhannya dan mempertahankan pertumbuhan positif.

“Kalau Pak Presiden, pertumbuhan baru, pertumbuhan positif, inflasi lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi,” kata Erlanga dalam konferensi pers fundamental perekonomian saat ini dan RAPBN 2025 di Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Jakarta, Senin. Dijelaskan. 24/2025 ) 6/2024 ).

Erlanga mengatakan, sektor riil juga dalam kondisi baik dengan PMI yang bertahan di atas 50 selama 33 bulan berturut-turut. Demikian pula dengan indeks kepercayaan konsumen yang tinggi yaitu sebesar 125,2 dan indeks penjualan yang terus meningkat sebesar 4,7.

Ia mengatakan, sektor eksternal tetap kuat, tertahan terhadap tekanan global, neraca perdagangan tetap surplus sebesar $2,93 miliar dan surplus ini bertahan selama 49 bulan berturut-turut, sedangkan neraca pembayaran mencatat defisit sebesar $6 miliar dibandingkan triwulan sebelumnya. Surplus sebesar USD 8,6 miliar.

“Tentunya peningkatan return on investment atau investasi dan investasi portofolio ini sejalan dengan apa yang sering disebut-sebut, tingginya angka 10 juta, yang merupakan jangka waktu yang lama secara global. mencapai 0,64 persen PDB atau 2,2 miliar dolar AS,” jelasnya.

Erlanga menambahkan, di sektor keuangan berperan mediasi dalam mendukung fundamental perekonomian dimana pertumbuhan kredit dan DPK kembali pulih hingga 11 persen. Kemudian, kredit investasi dan modal kerja juga terus meningkat, serta penerimaan investasi juga meningkat sebesar 9,8 persen menjadi 401,5.

“Jadi kekuatan dolar terhadap mata uang global, termasuk rupee, konsisten dengan kekuatan dolar terhadap suku bunga, namun BI telah melakukan intervensi dan dibandingkan negara lain, imbal hasil riil kita relatif menarik dengan risiko yang moderat.” pungkas Erlanga.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours