Akhir Pekan, Rupiah Berotot Lawan Dolar ke level Rp16.200

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini ditutup melemah 37 poin atau 0,23% menjadi 16.200 idios, setelah sempat menyentuh Rp16.237 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg, rupee dibuka pada level Rp 16.271 per dolar AS.

Analis perak Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar dipengaruhi oleh lemahnya indeks kepercayaan konsumen AS dan data pasar tenaga kerja, sehingga meningkatkan kekhawatiran terhadap resesi global.

“Data yang lemah muncul setelah Federal Reserve mengindikasikan kemungkinan akan menurunkan suku bunga bulan ini,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (2/8/2024). “Miss, yang membuat pasar hampir cukup mengharapkan 25 bulan dasar.”

Fokusnya sekarang beralih ke data non-pertanian di masa depan untuk memulihkan perekonomian AS. Pasar tenaga kerja yang dingin telah meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.

Selain itu, pasar juga mencermati apa yang terjadi di Timur Tengah, di mana pembunuhan para pemimpin utama kelompok teroris yang berafiliasi dengan Iran, Hamas dan Hizbullah, menimbulkan kekhawatiran bahwa kawasan tersebut akan tetap berada di ambang perang, yang mengancam akan terjadinya perang. mengganggu pasokan. Transportasi dan transportasi minyak di Selat Hormutz.

Sebelumnya, Bank of Japan menaikkan suku bunga sebesar 15 basis poin dan mengatakan pihaknya berencana menaikkannya tahun ini, menandakan berakhirnya program stimulus yang mendorong pasar saham Jepang tahun lalu. Penguatan yen, karena ketatnya keamanan dan minat BOJ – juga membebani saham-saham Jepang, terutama yang diperdagangkan di luar negeri.

Dari sisi domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) memastikan situasi deflasi atau penurunan harga selama tiga bulan berturut-turut tidak bisa disimpulkan sebagai penurunan daya beli masyarakat kelas menengah pada tahun ini.

Anjloknya harga pada Juli 2024 disebabkan oleh turunnya harga pangan mulai dari sosis hingga ayam asli akibat kelangkaan di pasaran. Berdasarkan hukum permintaan dan penawaran, apabila pasokan melimpah dan permintaan konstan, maka harga akan turun.

Pada bulan Juli 2024 terjadi penurunan bulanan sebesar -0,18 persen. Hal ini melanjutkan penurunan harga yang terjadi dalam dua bulan terakhir, sebesar -0,08 persen pada Juni 2024 dan -0,03 persen pada Mei 2024. Faktor utama penyumbang penurunan minyak adalah dalam (-0,11 persen), cabai merah (- 0,09 persen). Tomat (-0,07 persen) dan ayam goreng (-0,04 persen).

Sementara itu, inflasi terjadi pada kelompok pendidikan sebesar 0,69 persen dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,04 persen. Amalia mengatakan kelompok pendidikan akan terus mendukung inflasi dalam dua bulan ke depan karena ini adalah tahun baru.

Sementara itu, inflasi pada Juli 2024 tercatat sebesar 0,18% (month-on-month) dengan margin sebesar 0,12 persen. Pemerintah daerah mengalami inflasi sebesar 0,11% dan sektoral sebesar 0,02%. Sedangkan sektor volatil food (VF) mengalami penurunan sebesar 1,92 persen dengan komponen deflasi sebesar 0,32 persen.

Berdasarkan hal tersebut di atas, nilai tukar rupiah pada perdagangan selanjutnya diperkirakan akan berfluktuasi namun juga akan ditutup pada kisaran Rp16.160 – Rp16.230 per dolar AS.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours