Akselerasi Kinerja, BNI Cetak Laba Rp10,7 Triliun di Semester I-2024

Estimated read time 9 min read

JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kinerja yang semakin kokoh pada paruh pertama tahun 2024, didukung oleh akselerasi pertumbuhan bisnis baik dari sisi penyaluran kredit maupun transaksi dengan nasabah, serta tetap menjaga dorongan untuk melakukan perbaikan. kualitas asetnya. Hal ini tercermin dari laba bersih konsolidasi BNI hingga Juni 2024 yang tumbuh 3,8% year-on-year (y-o-y) menjadi Rp10,7 triliun sejalan dengan ekspektasi pasar.

Hasil laba yang kuat tersebut didukung oleh akselerasi kinerja kredit pada kuartal kedua, sehingga BNI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 11,7% year-on-year pada Juni 2024 menjadi Rp727 triliun, meningkat dibandingkan pertumbuhan kredit pada kuartal pertama. seperempat. yaitu 9,6%. YoY. Pertumbuhan kredit ini merupakan hasil ekspansi yang hati-hati pada segmen berisiko rendah, yaitu perusahaan-perusahaan papan atas, baik swasta maupun BUMN, kredit konsumsi dan anak perusahaan.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menjelaskan percepatan pertumbuhan kredit ini tidak lepas dari stabilitas perekonomian nasional dalam konteks global yang sangat dinamis, serta membaiknya lingkungan operasional perbankan, apalagi Bank Indonesia (BI) telah memberikan insentif dalam bidang perbankan. berupa pelonggaran kewajiban pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah bagi bank yang menyalurkan kredit atau pembiayaan pada sektor tertentu, mulai tanggal 1 Juni 2024.

BI melalui insentif tersebut memperluas cakupan sektor-sektor prioritas kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) hingga mencakup sektor otomotif, komersial, listrik, gas, dan air, serta seperti sektor jasa sosial, ekonomi kreatif, dan juga sektor hijau. keuangan, selain sektor hilir mineral dan non-mineral, perumahan dan pariwisata yang sudah ada sebelumnya.

Dengan insentif tersebut, perbankan memperoleh tambahan likuiditas yang dapat dioptimalkan untuk meningkatkan penyaluran kredit kepada masyarakat. Selain itu, bagi BNI, pemberian insentif ini juga berdampak positif pada cost of fund (CoF) yang mulai membaik pada kuartal II-2024, karena dorongan tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki struktur DPK.

Sedangkan penyaluran kredit atau pinjaman BNI (banking only) pada semester I tahun 2024 mencapai Rp 171 triliun, meningkat 48% dibandingkan semester I tahun 2023 yang sebagian besar disalurkan kepada perusahaan-perusahaan blue chip baik swasta maupun BUMN. . . Tiga sektor ekonomi yang paling banyak menyalurkan kredit adalah perdagangan, energi, dan manufaktur. Namun secara keseluruhan, BNI masih melihat permintaan pinjaman yang cukup baik di seluruh sektor perekonomian.

“Ekspansi kredit kami difokuskan pada peminjam papan atas di setiap sektor dan wilayah, diikuti dengan optimalisasi bisnis ekosistem peminjam, sehingga mendorong pertumbuhan kredit di segmen lain seperti konsumer yang tumbuh hingga 15,1% year-on-year. ,” kata Royke dalam keterangan resmi yang diterima SINDOnews, Kamis (22/08/2024).

Selain mempercepat pertumbuhan kredit, salah satu tujuan BNI pada kuartal II-2024 adalah meluncurkan aplikasi transaksi personal yang dibangun pada platform teknologi terkini bernama BNI wonder. Wonder by BNI diluncurkan pada tanggal 5 Juli 2024 bertepatan dengan HUT BNI ke-78, dibangun dengan riset mendalam, mengikuti standar keunggulan industri tidak hanya di Indonesia, tetapi juga mengikuti standar global, sehingga diharapkan dapat menjadi titik balik. point bagi BNI dan perbankan di Indonesia.

“Kami bersyukur Wonder by BNI diterima dengan baik oleh masyarakat. Hingga tanggal 18 Agustus 2024, Wonder by BNI telah diunduh lebih dari 2 juta kali. Persentasenya meningkat hingga 200% dibandingkan sebelumnya BNI Mobile Perbankan, menunjukkan tingginya minat nasabah terhadap aplikasi digital ini,” kata Royke.

Program transformasi perusahaan juga terus dilakukan secara berkelanjutan. BNI berkomitmen membangun model kerja yang lebih agile, kolaboratif dan reflektif dalam pengelolaan risiko, sehingga pertumbuhan bisnis di setiap segmen usaha dapat terukur.

Penguatan peran cabang juga semakin positif dalam memberikan kontribusi terhadap kinerja BNI Group. Hal ini ditunjukkan dengan Laba Operasional Sebelum Pencadangan (PPOP) anak-anak usaha yang meningkat sebesar 4,8% year-on-year pada semester I-2024.

“Kami optimis BNI dapat terus menumbuhkan tren pertumbuhan yang baik tersebut, sehingga dapat memberikan kontribusi yang optimal dalam menjaga momentum kredit dan pertumbuhan ekonomi,” kata Royke.

Sorotan kinerja

CFO Novita Widya Anggraini mengatakan, BNI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit pada Juni 2024 sebesar 11,7% y-o-y menjadi Rp 727 triliun, membaik dibandingkan pertumbuhan kredit Q1 yang sebesar 9,6% secara tahunan. . Akselerasi kredit ini dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian bahwa sumber pertumbuhan kredit berasal dari segmen yang berisiko rendah, yaitu perusahaan blue chip baik swasta maupun BUMN, dan kredit konsumsi, serta anak perusahaan.

Kredit segmen korporasi tumbuh 18,7% year-on-year menjadi Rp 403,1 triliun yang berasal dari perusahaan-perusahaan papan atas, baik swasta maupun BUMN. Segmen konsumen tumbuh 15,1% year-on-year menjadi Rp 132,7 triliun, terutama didorong oleh pertumbuhan pinjaman pribadi dan pinjaman hipotek.

Penguatan peran cabang juga semakin kuat. Sinergi antar BNI Group menjadi salah satu strategi utama untuk mendukung kinerja berkelanjutan. Beberapa sinergi yang telah dilakukan adalah kerja sama keuangan bersama antara BNI dan BNI Finance melalui produk kredit otomotif (KKB), serta hibank sebagai mesin pertumbuhan masa depan BNI di segmen UKM melalui ekosistem BNIGroup.

Tingginya pertumbuhan kredit tersebut dicapai dalam rangka pelonggaran GWM yang diberikan BI melalui stimulus kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM). Fleksibilitas GWM ini memberikan tambahan likuiditas yang dioptimalkan untuk mendukung penyaluran kredit dan juga digunakan untuk memperbaiki struktur DPK BNI dengan mengurangi porsi dana institusi pada giro dan deposito, kemudian menggantikannya dengan deposito individu atau ritel yang lebih efisien dari segi . menarik

“Hasilnya terlihat dari total DPK kita pada semester I-2024 yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 1% year-on-year, didukung oleh pertumbuhan tabungan sebesar 4,3% year-on-year dan pertumbuhan giro sebesar 1,1% year-on-year. Sementara itu, DPK terkoreksi sebesar 2,6% year-on-year Rasio CASA pada DPK meningkat menjadi 70,7% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 69,6% sehingga pada triwulan II tahun 2024 CoF sebesar 2,72%. , membaik 7 bp dibandingkan triwulan sebelumnya”. “, jelas Novita.

Percepatan ekspansi bisnis dan efisiensi di sisi CoF pada kuartal II-2024 menyebabkan peningkatan net interest margin (INI) sebesar 3,1% QoQ. Kinerja pendapatan juga didukung oleh pertumbuhan fee-based income (FBI) yang baik, yakni mencapai 11,9% year-on-year, didorong oleh pertumbuhan fee dari aktivitas perbankan dan transaksi digital.

Seiring dengan percepatan penyaluran kredit pada segmen risiko rendah, kualitas aset terus membaik yang tercermin dari menurunnya rasio kredit bermasalah (NPL) dan kredit berisiko (LaR). Rasio kredit bermasalah pada Juni 2024 tercatat sebesar 2%, membaik dibandingkan Juni tahun lalu yang sebesar 2,5%. Di sisi lain, LaR yang mencakup kredit bermasalah, kredit yang telah jatuh tempo, dan kredit yang sedang dalam restrukturisasi tercatat sebesar 12,3%, membaik dibandingkan Juni tahun lalu yang sebesar 16,1%.

“Meskipun indikator kualitas aset menunjukkan perbaikan yang kuat, namun kami terus menyeimbangkannya dengan menyediakan cadangan pada tingkat yang cukup untuk mengantisipasi risiko ketidakpastian di masa depan %, turun 40 bp dibandingkan dengan “Cost of credit yang terbentuk pada semester pertama. tahun lalu sebesar 1,4%,” jelas Novita.

CKPN yang dibuat sangat cocok untuk menutupi kebutuhan tambahan cadangan bagi debitur yang masih dalam perawatan khusus. Kecukupan cadangan tersebut tercermin dari rasio cadangan NPL dan LaR per Juni 2024 yang berada pada level memadai masing-masing sebesar 298% dan 48%.

“Secara konsolidasi, BNI mampu membukukan laba bersih sepanjang semester I 2024 sebesar Rp 10,7 triliun, naik 3,8% year-on-year. Hasil ini relatif sesuai dengan ekspektasi pasar untuk mempertahankan tingkat kinerja positif dan mencapai tujuan korporasi pada tahun ini, diantaranya “Sebaliknya, mengingat masih baiknya permintaan kredit khususnya segmen korporasi, sehingga potensi membaiknya kondisi likuiditas pada paruh kedua tahun 2024 sebagai dampak dari kebijakan moneter dan fiskal yang lebih ekspansif, baik global maupun domestik,” kata Novita.

Pilar pertumbuhan bisnis

Di sisi lain, Corina Leyla Karnalies, Direktur BNI Retail Banking, menjelaskan melalui agenda transformasi, BNI menyempurnakan pendekatan bisnis dan penyempurnaan proses bisnis sehingga segmen konsumer menjadi pilar pertumbuhan kedua setelah perusahaan. Segmen konsumer tumbuh rata-rata 12% per tahun sejak tahun 2020, lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan total kredit di tingkat perbankan yang tumbuh rata-rata 8% per tahun sejak tahun 2020.

Pada paruh pertama tahun 2024, segmen konsumen berhasil tumbuh sebesar 15,1% tahun-ke-tahun, didorong oleh pinjaman penggajian dan pinjaman hipotek, yang tumbuh masing-masing sebesar 17% tahun-ke-tahun dan 12%, secara tahunan. dasar. “Saat ini kami memiliki posisi yang cukup kuat di sektor tersebut, dimana untuk produk inti seperti KPR, Personal Loan dan Kartu Kredit, BNI berada di Top 3 dan Top 4 di sektor tersebut. Kami bercita-cita untuk semakin memperkuat posisi kami di segmen ini dan menjadikan produk layanan konsumen kami sebagai salah satu pilihan utama masyarakat,” kata Corina.

Salah satu kunci kuatnya pertumbuhan bisnis di segmen konsumer adalah optimalisasi bisnis oleh ekosistem pelanggan bisnis, serta pendalaman bisnis melalui kemitraan dengan pengembang terkemuka di Indonesia. Pencapaian tersebut antara lain tercermin pada peningkatan nota kredit KPR BNI atau rata-rata nilai KPR per peminjam sebesar 1,5 kali lipat, dari Rp558 juta pada tahun 2020 menjadi Rp782 juta pada Juni 2024. Peningkatan ini menandakan adanya perubahan pada kinerja BNI. . Segmen nasabah KPR untuk kelayakan kredit yang lebih besar dan kapasitas pembayaran yang lebih baik.

Pergeseran profil nasabah juga terjadi pada kasus payroll loan, yaitu pinjaman yang diberikan kepada nasabah yang rekening gajinya ada di BNI. Hampir seluruh nasabah payday loan yang berjumlah 335.000 itu merupakan pekerja berpendapatan tetap atau fixed income di lembaga-lembaga negara, serta pegawai perusahaan swasta yang menjadi nasabah segmen korporasi.

“Kedepannya, kami akan terus berupaya memperkuat proposisi bisnis konsumer sebagai Lifetime Banking Partner, salah satunya kami lakukan dengan menyelenggarakan BNI Expo, sebuah pameran bertema yang akan berlangsung pada tanggal 2 hingga 4 Agustus 2024 di ICE BSD, Tangerang. Acara ini cukup besar untuk menarik minat masyarakat karena jumlah pengunjungnya mencapai lebih dari 71 ribu orang selama tiga hari pelaksanaan”, jelas Corina.

Acara ini berlangsung bersama 22 developer besar, 24 brand otomotif besar, 14 travel agent, lima maskapai penerbangan dan lebih dari 70 distributor, disertai dengan berbagai promosi produk konsumer dan pembiayaan BNI untuk segmen kecil, solusi keuangan unggulan anak perusahaan, serta BNI. layanan digital membuat segalanya lebih mudah.

“BNI Expo 2024 berhasil berperan penting dalam mendorong pertumbuhan pasar dengan mencatatkan total transaksi lebih dari Rp 1,5 triliun. Kedepannya tentunya acara seperti ini akan terus kami hadirkan karena akan semakin memperkuat plus keunggulan BNI. posisi di sektor perbankan ritel,” kata Corina.

Lebih lanjut Corina mengatakan, dari sisi kinerja perbankan digital, perseroan dapat terus meningkatkan kapabilitas dan terus inovatif dalam mengembangkan solusi keuangan digital yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah. Salah satunya adalah peluncuran Wonder yang dilakukan oleh BNI.

Dibandingkan aplikasi lain, Wonder by BNI menawarkan proposisi nilai unik dengan tiga dimensi finansial yaitu Insights, Transactions, dan Growth. Ketiga dimensi keuangan ini akan membantu penggunanya untuk melakukan perencanaan keuangan yang lebih baik, memahami pola pendapatan dan pengeluaran dalam suatu periode tertentu, serta merencanakan dan mencapai tujuan keuangannya di masa depan dengan memilih produk investasi mana yang paling sesuai untuk mencapai tujuan tersebut.

“Tentunya perkembangan keajaiban BNI tidak berhenti sampai di sini. Aplikasi ini akan terus berkembang menjadi aplikasi super dengan semakin banyak fitur baru, serta proposisi nilai yang terus meningkat, memberikan solusi keuangan bagi keluarga. Ekosistem UKM,” tambah Corinna.

Sementara itu, BNI Mobile Banking tetap aktif dalam masa transisi. Kinerjanya cukup baik, jumlah transaksi pada semester pertama tahun 2024 tumbuh sebesar 49% year-on-year mencapai 688 juta transaksi, dan nilai transaksi pada enam bulan pertama mencapai Rp 707 triliun, dengan pertumbuhan dari 30.1. tahunan %

Dari segmen Wholesale Banking, jumlah pengguna BNIDirect mencapai 157.000 pengguna, naik 7,9% year-on-year. Hal ini mendorong pertumbuhan volume transaksi pengelolaan likuiditas mencapai Rp3,798 triliun atau tumbuh 17,6% year-on-year. Sedangkan jumlah transaksinya mencapai 582 juta kali dengan pertumbuhan year-on-year sebesar 35,3%.

Corina menambahkan, BNI memiliki jaringan agen Laku Pandai BNI Agen46 yang luas dan terus berkembang. Pada Juni 2024, jumlah agen mencapai 205.379 agen, meningkat 18,2% year-on-year. Jaringan ini menjangkau lebih dari 6.000 kecamatan dan 35.000 kelurahan/desa di Indonesia. Sepanjang semester I 2024, BNI Agen46 mencatatkan total 42,88 juta transaksi senilai Rp 23,89 triliun.

“Kami masih memiliki program transformasi digital lainnya yang sedang berjalan, perusahaan terus berupaya untuk memberikan pengalaman perbankan terbaik kepada seluruh nasabah, baik swasta maupun korporasi,” tutup Corina.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours