Aksi Bela Palestina Harus Fokus pada Isu Kemanusiaan

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Dukungan utama terhadap Palestina di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, harus bertumpu pada isu utama kemanusiaan. Tindakan membela Palestina tidak boleh disamakan dengan isu Khilafah sebagai solusi konflik di Timur Tengah.

Informasi tersebut disampaikan Kepala Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kepegawaian (LAKPESDAM) PBNU, M Najih Arromadloni dalam keterangannya, Selasa (18 Juni 2024).

“Isu Palestina harus dilihat dalam kerangka yang lebih luas. Ini bukan sekedar isu agama, kita sebenarnya harus menggaet pihak-pihak non-Muslim (untuk mendukung mereka), karena kita tidak bisa bekerja sendiri. Kita harus mengambil perspektif yang lebih universal. ” masalah,” kata Gus Najih, sapaan akrabnya.

Menurutnya, tema kemanusiaan yang lebih populer dan diterima semua kalangan akan lebih efektif menarik dukungan semua pihak. Faktanya, tidak semua korban di Palestina adalah umat Islam. Banyak umat Kristiani dan banyak gereja di Gaza yang menjadi korban serangan tentara Israel.

Oleh karena itu, segala sesuatu yang terjadi di Palestina sejak dahulu kala tidak dapat diselesaikan hanya dengan bertumpu pada ideologi politik, sebagai solusi bagi para korban dan pihak yang peduli dan membantu. Terakhir, banyak negara mayoritas non-Muslim yang membantu Palestina, dengan membuat posisi kemanusiaan yang jelas diterima oleh pihak atau negara lain. Dia mengatakan bahwa negara-negara non-Muslim seperti Spanyol, Irlandia dan Norwegia, Kolombia, dll. juga banyak membantu.

“Akhirnya muncul gejolak dari kalangan akademisi di AS dan Inggris, yang mengkritik pemerintah mereka karena menganggap serangan Israel terhadap Palestina sebagai hal yang menguntungkan. Hal ini mungkin disebabkan oleh desakan mereka untuk menggambarkan penderitaan rakyat Palestina. Masalah kemanusiaan, bukan masalah kemanusiaan. konflik ideologi,” tambah Gus Najih.

Aktif menyebarkan narasi moderasi dan toleransi beragama, ulama tersebut juga menyerukan dukungan yang tepat untuk Palestina. Seperti protes isu kemanusiaan di depan Kedutaan Besar Amerika, penyaluran sedekah melalui organisasi terpercaya seperti BAZNAS, LAZISNU dan LAZISMU.

Penulis buku ‘Tafsir Nasional’ dan ‘Bidat Ideologi ISIS’ ini mengatakan, meski antusias mendukung Palestina, masyarakat juga harus rasional dalam bertindak. Memberikan dukungan moral dan material kepada Palestina bukanlah alasan yang sah untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan hukum dan peraturan setempat.

Artinya, dalam memberikan bantuan tidak boleh melanggar hukum dan juga harus wajar. Artinya harus dalam koridor hukum yang berlaku dan tidak boleh melakukan tindak pidana. Misalnya membakar fasilitas umum atau penyerangan kedutaan asing, tentu hal ini tidak bisa terjadi,” lanjutnya.

Ia berharap upaya masyarakat Indonesia dalam memberikan dukungan melalui koridor yang ada tentunya sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia terhadap Palestina. Kemerdekaan Palestina merupakan bagian dari konstitusi tahun 1945 dan diprakarsai pada Konferensi Afro-Asia tahun 1955.

Konferensi Asia Afrika akan kembali diselenggarakan pada tahun depan dalam rangka memperingati 70 tahun Konferensi Asia Afrika yang pertama pada tahun 1955. Indonesia telah memperjuangkan kemerdekaan Palestina melalui berbagai jalur, melalui PBB, OKI (Organisasi Islam). Konferensi) Mahkamah Internasional,” ujarnya. ..

Gus Najih kembali menegaskan, perjuangan melindungi rakyat Palestina dapat dilakukan dengan cara yang bermartabat, sah, dan wajar. Jangan membuat keresahan sosial di masyarakat atau bahkan di tingkat nasional dengan menyebarkan cerita-cerita yang menyesatkan masyarakat secara sistematis.

“Perjuangan Indonesia melawan Palestina tidak boleh dinodai oleh pernyataan-pernyataan yang merusak esensi cita-cita kemerdekaan Palestina. Misalnya saja meremehkan isu penting kemerdekaan Palestina dengan cara mengaitkannya dengan ideologi khilafah. kekhalifahan sebagai sistem pemerintahan ditolak di seluruh dunia”, oleh karena itu, ketika isu kekhalifahan diangkat, hal itu akan merusak agenda kebebasan Palestina yang lebih besar,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours