Aksi individu diperlukan guna kurangi kasus DBD

Estimated read time 3 min read

JAKARTA (ANTARA) – Diperlukan tindakan mendesak dari masyarakat secara individu dan kolektif untuk menurunkan kasus infeksi demam berdarah guna mencapai tujuan nihil kematian akibat demam berdarah pada tahun 2030, kata Dr. Agus Handito, S.K.M, M.Epid., ujar Tim Kerja Arbovirus. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. “Jadi, kami sangat mengapresiasi dukungan yang diberikan Takeda, ADVA dan PJI melalui program edukasi kepada generasi muda ini. Inisiatif ini sejalan dengan Strategi Nasional Penanggulangan DBD 2021-2025, khususnya inovasi masyarakat dalam hal inklusi dan pengembangan”, Agus mengatakan dalam siaran persnya, Rabu. Untuk mendukung proses penelitian dan pembangkitan ide, para mahasiswa menjalani workshop mengenai design thought dan pendampingan dari para ahli di bidang kesehatan. Tim terbaik berkesempatan untuk mewakili Indonesia di hadapan komunitas internasional hingga para pemimpin kesehatan masyarakat di pemerintahan dan pengambilan keputusan pembuat kebijakan pada KTT Demam Berdarah Asia ke-7 di Kuala Lumpur pada tanggal 5-7 Juni. Baca Juga: Tips Tetap Sehat Saat Bertransisi Baca Juga: Vaksin Dengue Angka Kematian Virus Dengue di Kalimantan Timur, Prestasi Junior Indonesia (PJI) dan Asia Dengue Voice and Action Group (ADVA) terbukti menurun ), bekerja sama dengan PT Takeda Innovative Medicines (Takeda) dan Kementerian Kesehatan RI menyelenggarakan Dengue Slayers Challenge, sebuah terobosan dalam edukasi Demam Berdarah Dengue (DBD) kepada generasi muda. Mulai Februari 2024, program ini akan membantu 123 siswa SMA/SMK dari 17 kota/provinsi di Indonesia untuk lebih memahami demam berdarah dengue dan memberikan mereka 41 solusi inovatif untuk mencegah dan mengendalikan demam berdarah dengue di komunitas berkembang. Hasilnya, para siswa mampu memunculkan berbagai ide cemerlang, seperti aplikasi mobile yang dapat memberikan informasi daerah penularan demam berdarah, proyek program pendidikan yang didukung pemerintah, dan proyek program pendidikan untuk anak-anak. Buku edukasi interaktif tentang demam berdarah. Perlunya mendorong keterlibatan generasi muda dalam mengatasi tantangan yang dihadapi masyarakat, termasuk pencegahan kasus demam berdarah. Robert Gardner, Penasihat Akademik dan Dewan Operasional, Selamat Jr. Indonesia, mengakui bahwa melalui program ini para pelajar mempunyai kesempatan untuk meneliti penyakit demam berdarah dengue secara komprehensif, serta mengubah passion mereka menjadi karya nyata yang bermanfaat. “Dalam proses belajar dan mengembangkan ide, mereka juga mengembangkan keterampilan abad 21 yang sangat dibutuhkan, seperti seperti berpikir kritis, komunikasi, kerjasama dan kreativitas.” Oleh karena itu, Prof. Selaku Direksi ADVA Dr. Indonesia, Sri Reziki Hadineguru, Ph.D., SpA(K) menyampaikan bahwa inisiatif ini merupakan wujud nyata kerja yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan pendidikan masyarakat dimana program yang ditujukan kepada generasi muda ini sangat bermanfaat. penting. Peran masyarakat dalam upaya pengendalian DBD. “Dengan sumber daya yang lebih baik dan bantuan kreativitas, mereka berpotensi menciptakan efek domino dalam menyebarkan pesan dan semangat bebas demam berdarah di keluarga, sekolah, dan komunitas mereka. Kami menerapkan hal ini yang pertama kali dilakukan. inisiatif di lima negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand.” Saat ini kasus demam berdarah dengue di Indonesia telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang semakin mendesak. Hingga minggu ke-22 tahun 2024, Kementerian Kesehatan RI mencatat 119.709 kasus DBD dengan 777 kematian di 34 provinsi Indonesia. Jumlah ini meningkat tiga kali lebih cepat dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Keadaan ini mendorong berkembangnya upaya pengobatan demam berdarah dengue yang semakin inovatif dan melibatkan berbagai elemen masyarakat. Andreas Gutknecht, CEO PT Takeda Innovative Medicines, menggambarkan komitmen Takeda dalam memerangi demam berdarah sebagai mitra jangka panjang pemerintah melalui pencegahan yang inovatif. “Kami bekerja sama dengan pemerintah, asosiasi medis, dunia usaha, sekolah, dan komunitas untuk memperkuat pencegahan demam berdarah yang komprehensif dan menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi keluarga dan komunitas di negara ini.”

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours