Akvindo minta pemerintah edukasi warga produk tembakau alternatif

Estimated read time 2 min read

Jakarta dlbrw.com – Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (Aquindo) mengimbau pemerintah mengedukasi masyarakat mengenai produk tembakau alternatif untuk menurunkan prevalensi merokok di Indonesia.

Menurut Ketua Umum Aquinso Paido Siahan, pemerintah dapat memanfaatkan potensi produk tembakau alternatif dengan mengedukasi masyarakat tentang manfaat dan risiko produk tersebut, serta memastikan akses dan tanggung jawab bagi perokok dewasa.

Potensi produk tembakau alternatif berisiko rendah dapat dimanfaatkan pemerintah untuk menurunkan prevalensi merokok di Indonesia, ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Menurut Paido, produk yang terbukti secara ilmiah memiliki risiko lebih rendah baik di dalam maupun luar negeri, hanya ditujukan bagi perokok dewasa yang mencari alternatif untuk mengurangi kebiasaan merokoknya.

“Manfaat yang diharapkan dari penggunaan produk ini antara lain berkurangnya risiko dibandingkan terus merokok. Menurut kajian ilmiah, akibat dari penggunaan produk tembakau alternatif bukanlah asapnya, melainkan uap seperti rokok yang banyak mengandung bahan kimia berbahaya,” ujarnya. . .

Pemerintah Indonesia, lanjutnya, dapat mempertimbangkan keberhasilan negara maju seperti Jepang dalam mendukung penuh ketersediaan produk tembakau alternatif bagi perokok dewasa untuk berhenti merokok.

Menurut dia, dukungan pemerintah dapat berupa kegiatan edukasi dan sosialisasi informasi komprehensif mengenai produk inovatif tersebut kepada masyarakat luas.

Sebelumnya pada bulan Mei 2024, Negara Global untuk Pengurangan Bahaya Tembakau (GSTHR) mengumumkan bahwa penjualan rokok telah berkurang setengahnya, dalam sebuah laporan berjudul: Produk tembakau yang dipanaskan dan pengalaman Jepang Pemerintah Jepang mendukung penggunaan produk tembakau alternatif yang dipanaskan. Produk tembakau dan rokok – konsumsinya bisa dikurangi, terbukti dengan penurunan penjualan sebesar 52%.

Penjualan rokok di Jepang mencapai 182,34 miliar batang pada tahun 2015, sebelum turun menjadi 88,1 miliar batang pada tahun 2023 seiring dengan semakin tersedianya produk tembakau alternatif.

Hal ini disebabkan adanya dukungan pemerintah Jepang terhadap ketersediaan produk tembakau alternatif. Dukungan tersebut diperkuat dengan kebijakan tarif cukai produk tembakau alternatif yang besarnya setengah dari tarif rokok, namun tetap memperbolehkan penggunaan produk tembakau alternatif di tempat makan dan minum yang telah ditentukan, seperti restoran.

Paido mengatakan, untuk menjamin penggunaan produk tembakau alternatif secara tepat, pemerintah harus mengubah peraturan yang ada, khususnya mengenai peredaran rokok/produk tembakau alternatif, tidak kepada anak di bawah umur/18 tahun.

“Harus dilakukan upaya tambahan untuk menerapkan norma yang ada,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours