Alternativa Film Awards luncurkan seri kedua di Yogyakarta

Estimated read time 3 min read

Jakarta (Antara) – The Alternative Film Project, sebuah inisiatif film nirlaba global yang didirikan oleh perusahaan teknologi internasional InDrive, meluncurkan Alternative Film Awards edisi kedua di kota Yogyakarta.

“Kami senang dan bangga melihat peningkatan jumlah peserta di tahun kedua penghargaan ini. Hal ini menunjukkan animo yang luar biasa terhadap proyek kami dari komunitas film, khususnya di Asia Tenggara,” Lisa Sorganova, Badil Film Project mengatakan dalam keterangan tertulisnya, Minggu.

Tahun ini, Proyek Film Alternatif menambahkan festival film ke dalam daftar penghargaannya untuk menghubungkan para pembuat film dan film-film berpengaruh mereka dengan penonton dan memicu perdebatan publik tentang isu-isu yang mempengaruhi kita semua.

Penghargaan dan Festival Film Alternatif menawarkan cara lain untuk memberi penghargaan kepada para pembuat film dari industri-industri baru yang belum dikenal secara luas dan bertujuan untuk memberi mereka lebih banyak eksposur di seluruh dunia.

Acara ini merupakan penghormatan terhadap pencapaian artistik dan dampak sosial dari sinema. Masuknya Alternativa Film Awards dan Festival ke Indonesia menyusul kesuksesan Alternative Film Awards edisi pertama tahun 2023 yang digelar di Kazakhstan.

Edisi kedua mendatang akan memperluas fokusnya ke pasar Indonesia dan Asia Tenggara.

GIK UGM, pusat teknologi tinggi yang berlokasi di Universitas Gadja Mada, akan menjadi tuan rumah upacara penghargaan dan beberapa festival film, menampilkan 16 pemutaran film gratis untuk para nominasi dan diskusi yang berfokus pada topik terkait film lokal dan internasional .

“Festival ini tidak hanya menayangkan film tetapi juga menyelenggarakan diskusi, memberikan kesempatan kepada penonton untuk mengeksplorasi visi dan keragaman film-film tersebut. Program ini bertujuan untuk memberikan perspektif baru tentang bagaimana sinema dapat berkontribusi pada masyarakat dan memperkaya ruang budaya.” ujar Garin Ngroho, Direktur Program GIK UGM.

Acara ini berbeda dari sebelumnya, mulai dari festival film dengan pemutaran dan diskusi film (22-28 November 2024), Days of Influence dan program internasional berupa workshop, pameran dan pertemuan para ahli film (27-28). November 2024), dan upacara penghargaan pada tanggal 29 November 2024.

Sebagai kelanjutan dari acara tersebut, tim Alternatif akan menjadi tuan rumah Hari Industri – sebuah program internasional berupa lokakarya, pameran dan pertemuan dampak bagi para pembuat film, produser dan organisasi yang bertujuan untuk memperkuat hubungan antara film dan perubahan sosial.

“Untuk memperluas dampak positif kami, kami telah mendirikan sebuah pusat bernama InVision. Manajer Komunikasi Indonesia Wahiu Ramadan mengatakan, “InVision menantang distribusi sumber daya yang tidak adil di bidang pendidikan, industri kreatif, startup, dan olahraga sehingga bidang-bidang ini dapat diakses oleh semua orang.” , dan Proyek Film Alternatif adalah bagian penting dari hal itu.”

Sementara itu, pendaftaran terbuka Alternative Film Awards 2024 ditutup pada 18 Agustus.

Para pembuat film dari seluruh Asia diundang untuk mengirimkan film berdurasi penuh dengan genre apa pun, sedangkan film pendek hanya diterima dari Asia Tenggara.

Grup Alternatif menerima 1.043 entri di 33 negara, lebih dari dua kali lipat tahun lalu. Dari jumlah tersebut, 680 karya yang masuk (208 film berdurasi penuh dan 472 film pendek) dianggap memenuhi syarat.

Indonesia terbukti menjadi pemimpin yang tak terbantahkan dengan 206 entri yang memenuhi syarat, diikuti oleh Filipina dengan 132 entri, Malaysia dengan 58 entri, Vietnam dengan 56 entri, India dengan 40 entri dan Thailand dengan 40 entri.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours