Anak muda perlu didukung untuk wujudkan kedaulatan pangan dari laut

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Persatuan Pemuda dan Pelajar Pesisir (KPPMPI) menilai dalam konteks perubahan iklim, perlu adanya dukungan terhadap generasi muda untuk berkontribusi dalam mewujudkan kedaulatan pangan dari laut.

Di Jakarta, Senin, Presiden KPMPPI Hendra Wiguna mengatakan banyak negara maju yang lebih fokus pada peningkatan nilai produksi dibandingkan produksi.

Upaya-upaya ini menjadikan sumber daya laut berkelanjutan sekaligus mendorong peningkatan pendapatan dan lapangan kerja bagi para nelayan.

Oleh karena itu, perlu disediakan pusat pelatihan di desa-desa nelayan dan mendukung teknologi yang dapat memberi nilai tambah pada produksi. “Kami ingin anggota keluarga nelayan lainnya, terutama generasi muda yang tinggal di pesisir pantai, dapat terlibat penuh dalam proses pemberian nilai tambah pada produksi ini,” ujarnya.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), hanya 19,20% pemuda Indonesia yang diperkirakan bekerja di bidang perikanan, pertanian, atau peternakan pada tahun 2023.

Berdasarkan survei yang dilakukan di 18 negara oleh Bank Dunia dan S4YE pada tahun 2023, generasi muda yang bekerja sebagai nelayan dan petani ikan memiliki pendapatan yang jauh lebih rendah dibandingkan generasi orang tua mereka, masing-masing sebesar minus 18% dan minus 15%.

“Menurunnya minat generasi muda dan jumlah nelayan akan berdampak luas, mulai dari ketersediaan pangan hingga penyerapan tenaga kerja yang diserap sektor perikanan laut,” kata Hendra.

Di sisi lain, perubahan iklim memberikan dampak nyata terhadap sektor perikanan laut. Data yang dihimpun Persatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menunjukkan bahwa perubahan iklim menyebabkan hasil tangkapan nelayan menurun sebesar 72%, pendapatan menurun sebesar 83%, dan risiko kecelakaan meningkat sebesar 86%.

Sementara itu, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) juga khawatir populasi penangkapan ikan akan terus menurun.

“Tentu akan lebih mengkhawatirkan jika para nelayan menghilang sebagai penyedia makanan,” katanya. “Lalu siapa yang akan menangkap ikan atau membudidayakannya? Tidak baik bagi negara yang mempunyai lautan luas untuk benar-benar mengimpor makanan laut di masa depan .” .

Di tengah semangat kedaulatan pangan yang diusung pemerintah, Hendra menilai arah kebijakan tata kelola pangan Indonesia berdasarkan pada kedaulatan, kemandirian, ketahanan, keamanan, manfaat, pemerataan, dan keberlanjutan sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 18 Tahun 2012. Dan keadilan.

Lanjutnya, “Kedaulatan pangan merupakan konsep pemenuhan kebutuhan pangan melalui produksi lokal, sehingga kita juga harus ingat bahwa sumber daya kelautan dan perikanan serta nelayan sangat penting untuk mewujudkan kedaulatan pangan.”

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours