Analis jelaskan potensi “window dressing” di pasar modal November 2024

Estimated read time 2 min read

Jakarta (ANTARA) – Kepala Informasi Investasi Mirae Asset Sekurita Marta Kristina menjelaskan potensi fenomena window dressing di pasar modal Indonesia pada November ini.

Dia menjelaskan, jika pasar modal dalam negeri mengalami destabilisasi pada masa transisi pemerintahan baru Indonesia dan pemilu Amerika Serikat (AS) pada November 2024, maka ada kemungkinan terjadinya fenomena window dressing.

“Karena Oktober-November (2024) masih ada kabinet baru dan November ada pemilu presiden AS. Kalau pasar bergejolak, ada peluang window dressing,” kata Marta saat door session. Aula Utama Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa.

Di sisi lain, pasar saham dalam negeri memiliki potensi window yang cukup rendah mengingat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung menguat sepanjang Agustus dan September 2024, kata Marta.

Jadi kalau kita lihat potensi window dressingnya, kalau dalam dua bulan terakhir IHSG masih kuat, kemungkinan besar window dressingnya tidak akan naik karena kenaikannya (IHSG) juga cukup kuat, kata Marta.

Selain itu, ia memperkirakan pasar saham Indonesia akan lebih baik pada tahun depan sehingga mendorong nasabah untuk terus berinvestasi di bulan-bulan tersebut.

Ia mengidentifikasi sejumlah industri yang menarik untuk ditambahkan ke pelaku pasar, termasuk industri perbankan, telekomunikasi, real estate, dan konsumen.

Mirae Asset Sekuritas sebelumnya menargetkan IHSG di level 7.915 pada akhir tahun 2024, naik dari sebelumnya 7.585, didukung aliran dana asing dan penurunan suku bunga acuan.

Rully Arya Wisnubroto, Kepala Riset dan Kepala Ekonom Mirae Asset, meyakini aliran masuk modal asing dan penurunan suku bunga bank sentral akan mendukung enam sektor utama, termasuk perbankan, kebijakan konsumen, barang konsumsi tahan lama, farmasi, industri, dan telekomunikasi.

Sedangkan windowing adalah praktik yang biasa dilakukan oleh manajer investasi (IM) dan emiten untuk meningkatkan kinerja portofolio atau laporan keuangannya.

Dengan strategi ini, tampilan portofolio dana kelolaan atau laporan keuangan emiten akan lebih menarik di mata investor atau pemegang saham, dimana fenomena window dressing erat kaitannya dengan dua fenomena lainnya, termasuk reli Santa Claus. dan efek Januari. . .

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours