Jakarta (ANTARA) – Keputusan Indodax, bursa kripto di Indonesia, menerbitkan bukti cadangan atau dana cadangan dinilai sebagai upaya tepat untuk mengembalikan kepercayaan anggotanya dalam menghadapi insiden peretasan perusahaan.
“Konfirmasi cadangan tersebut merupakan hal yang menarik dan merupakan bentuk tanggung jawab Indodax. Ini juga merupakan cara yang baik untuk memitigasi atau mengatasi dampaknya,” kata cryptanalyst Aga Andinata di Jakarta, Rabu.
Sebelumnya Indodax mempublikasikan informasi mengenai dana cadangannya senilai kurang lebih Rp 11,5 triliun dalam bentuk aset kripto.
Menurut Angga, upaya Indodax menarik minat masyarakat Indonesia karena para peserta dan penggiat kripto melihat transparansi perusahaan.
Bursa lain di Indonesia juga harus menerapkan penerbitan dana cadangan, seperti yang dilakukan Indodax, ujarnya. Selain itu, akan diberlakukan aturan baru di mana aset kripto dikendalikan oleh OJK.
Nantinya, dana bursa kripto akan dipegang oleh perusahaan kustodian, lanjutnya, sehingga perusahaan kustodian dapat mempublikasikan informasi berapa jumlah dana kustodian yang dimiliki masing-masing.
“Cara ini lebih baik. Karena sistem transparansi diterapkan di sini. Tentu kita berharap semuanya bisa mempublikasikan bukti-bukti redundansi,” ujarnya.
Sementara itu, CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan langkah penerbitan dana cadangan cryptocurrency merupakan langkah memulihkan kepercayaan anggota dan bentuk akuntabilitas antar anggota.
“Itulah mengapa kami menerbitkan dana yang didukung aset kripto kami. Siapa pun dapat melihatnya. Ini menjadi momen yang menarik bagi mereka yang terlibat dalam insiden tersebut,” ujarnya.
Ia menambahkan, dampak dari upaya tersebut telah mengembalikan kepercayaan para anggota, terbukti dengan total volume transaksi Indodax yang mencapai Rp 547 miliar pasca peristiwa peretasan tersebut.
Menurutnya, upaya Indodax harus diterapkan di bursa lain untuk menciptakan iklim investasi aset kripto yang transparan, aman, dan andal.
+ There are no comments
Add yours