Analis Reku: Inflasi AS membaik jadi sinyal pemulihan harga BTC

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Analis kripto Reku Fahmi Almuttaqin, harga Bitcoin (BTC) dan lainnya setelah data inflasi Personal Shopping Price Index (PCE) terbaru Amerika Serikat (AS) dirilis akhir pekan lalu. Aset kripto lainnya mulai menunjukkan pemulihan yang signifikan.

Data PCE untuk bulan Mei menunjukkan penurunan tahun-ke-tahun sebesar 2,6 persen (yy/yy) dari 2,7 persen (yyyy) di bulan April, sejalan dengan ekspektasi para ekonom. Setelah data inflasi dirilis, harga BTC naik hampir 6 persen, naik dari $60,000 pada tanggal 1 dan 2 Juli menjadi $63,500, sebelum terkoreksi menjadi $58,977 pada saat penulisan.

Pemulihan ini juga terlihat pada banyak aset kripto lainnya, terutama yang berasal dari sektor infrastruktur. Selain itu, aset kripto utama seperti Solana (SOL) dan Toncoin (TON) juga mendapat apresiasi.

“Upaya bank sentral untuk mencapai “soft landing” perekonomian pasca bantuan besar-besaran akibat pandemi Covid-19 sepertinya sudah memasuki tahap akhir. Kalau diibaratkan pertandingan sepak bola, sekarang sudah seperti tahun 80-an. Kemenangan kecil sebentar lagi sudah di depan mata, tapi apapun bisa terjadi,” kata Fahmy dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.

Fahmy menjelaskan, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) AS pada kuartal I meningkat sebesar 1,4 persen, menunjukkan bahwa dampak perbaikan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi masih pada tingkat yang moderat. Hal ini dapat menjadi faktor fundamental dalam mendukung skenario di mana suku bunga tidak diturunkan, karena pelemahan perekonomian perlu segera diatasi, namun kondisi perekonomian secara keseluruhan telah membaik.

Meskipun pasar bereaksi sangat positif terhadap perkembangan ini, langkah selanjutnya yang diambil oleh The Fed atau bank sentral masih akan bergantung pada lebih banyak data inflasi dan laporan ketenagakerjaan bulan Juni.

“Koreksi harga masih bisa mengikuti dinamika pasar setiap kenaikannya. Namun jika terjadi perubahan arah tren, kemungkinan pemulihan yang cepat lebih terbuka. Pasar saat ini sedang mempertimbangkan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 68 persen pada bulan September. . “ucap Fahmi.

Ia meyakini membaiknya inflasi AS menawarkan potensi positif bagi investor untuk masuk ke instrumen aset kripto. Sinyal pelonggaran kebijakan ekonomi AS akan menarik minat investor untuk berinvestasi pada instrumen yang lebih berisiko seperti kripto.

“Namun karena sifat pasar kripto yang sangat dinamis, investor harus berhati-hati dan selalu mengambil keputusan investasi yang cerdas,” ujarnya.

Sedangkan untuk aset kripto, beberapa indikator seperti Alts Buy Signal yang disusun oleh Cryptocore di platform Doon saat ini menunjukkan kondisi pembelian altcoin yang kuat pada tingkat kekuatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Hal ini menunjukkan masih besarnya peluang aset kripto alternatif selain Bitcoin.

Namun, Fami mengingatkan bahwa altcoin memiliki risiko lebih besar dibandingkan bitcoin.

Terlepas dari kapitalisasi pasar dan likuiditas Bitcoin yang lebih tinggi, popularitas altcoin tidak setinggi Bitcoin. Namun, banyak altcoin saat ini memiliki potensi teknis yang menjanjikan, yang jika mencapai tingkat tertentu, dapat menawarkan lebih banyak manfaat daripada yang ditawarkan Bitcoin.

Di tengah peluang yang ada saat ini, Regu terus menghimbau investor untuk berhati-hati dan mengambil keputusan secara terburu-buru.

Investor juga dapat melakukan diversifikasi ke altcoin lain, dimana Reku biasanya menambahkan daftar koin setiap minggunya. Selain itu, investor juga mudah melihat ringkasan investasinya melalui fitur analisis portofolio. . Di Reku, Anda dapat melacak kinerja investasi dan koin secara real-time tanpa menghitungnya secara manual.” Bisa,” kata Fahmi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours