Analis Sosial Politik Tegaskan KKN adalah Musuh Bersama

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Pengamat sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menegaskan, tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) merupakan musuh bersama. Ia mencontohkan, jika nepotisme terus berlanjut, maka mahasiswa biasa tidak akan bisa menjadi calon gubernur.

Ia berpendapat, generasi muda harus diberi kesempatan untuk berkompetisi secara sehat dan tidak melakukan tindakan yang tidak etis. “Semua generasi muda dipersilakan,” kata Ubedila saat diskusi publik bertajuk “KKN: Komedi yang Menguras Kantong Masyarakat” di Teater Terbuka UNJ, Jakarta, Senin (6 Oktober). itu.” /2024).

Hal serupa juga diungkapkan pakar hukum tata negara Bivitri Susanti. Dalam diskusi tersebut, Bivitri menyoroti bagaimana generasi muda bisa mencapai kepemimpinan.

Ia menilai, sebenarnya tidak ada masalah bagi generasi muda untuk mengambil tampuk kepemimpinan. Namun, ini menekankan bagaimana kekuasaan atau kepemimpinan dicapai.

“Dipimpin oleh anak muda adalah hal biasa. Masalahnya bukan pada usia, tapi bagaimana mendapatkan kepemimpinan. Ini bukan masalah usia,” kata Bivitri.

Ia juga tidak setuju jika generasi muda mendapatkan kekuasaan melalui cara-cara yang tidak jujur. Ia menilai generasi muda tidak seharusnya mempunyai kekuasaan yang luas.

“Tetapi cara dia melangkah kurang berintegritas, bagi saya masalah besarnya ada di sana.” Kita semua harus mulai dari situ, menolak cara-cara meraih jabatan dengan menggunakan hal-hal yang melanggar kesusilaan. “Sekarang lebih baik kita bicara tentang kepemimpinan,” katanya. menyimpulkan.

Abraham Samad, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), berpendapat serupa. Dia tidak mempermasalahkan usia calon pemimpin. Namun, dia mengingatkan, penerapan nepotisme tidak boleh dibarengi dengan pencalonan pemimpin.

“Apa pun alasannya, itu tidak pantas.” Pada tahun 1998 kami bertarung. Kami memprotes perilaku KCN. Sangat mengkhawatirkan jika menyebar. Kita tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Kita harus berjuang,” katanya.

Menariknya, acara diskusi diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raja. Siswa aktif bertanya dan memberikan jawaban pada saat diskusi.

Pembahasannya mengupas tentang harapan generasi muda yang ingin memimpin negara tanpa campur tangan internal, serta matinya demokrasi pada pemilu 2024 yang berujung pada hadirnya pemimpin akibat intervensi kekuasaan pemerintah saat ini.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours