Analisis DNA Ungkap Fakta Baru Pengorbanan Anak di Suku Maya

Estimated read time 2 min read

LIMA – Analisis DNA sisa-sisa kerangka masa kejayaan Maya di Meksiko mengungkap fakta mengejutkan tentang ritual pengorbanan anak.

Bertentangan dengan anggapan umum, penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas korban pengorbanan adalah laki-laki, bukan perempuan.

Temuan ini didasarkan pada analisis DNA kuno dari 64 orang yang ditemukan di chultún, sebuah ruang bawah tanah yang digunakan untuk ritual suku Maya.

Hasilnya menunjukkan bahwa para korban ini memiliki hubungan kekerabatan yang erat, bahkan ada yang merupakan saudara kembar identik.

Fakta ini bertentangan dengan kepercayaan lama bahwa pengorbanan anak suku Maya adalah ritual yang melibatkan gadis-gadis muda.

Temuan ini memberikan wawasan baru mengenai praktik pengorbanan anak di Chichén Itzá, sebuah kota kuno yang terletak di Semenanjung Yucatan di Meksiko.

“Kesamaan usia dan pola makan anak laki-laki tersebut, hubungan genetik yang erat, dan fakta bahwa mereka dikuburkan di tempat yang sama selama lebih dari 200 tahun menunjukkan bahwa chultún ini adalah tempat pemakaman pasca pengorbanan,” jelas Oana Del Castillo. – Chavez, arkeolog di Centro INAH Yucatan, menurut Science Alert.

Tampaknya individu-individu yang dikorbankan ini dipilih dengan cermat untuk ritual tertentu.

Penggalian di Chultún pada tahun 1967 untuk pertama kalinya mengungkap keberadaan ruang bawah tanah ini dan rahasia mengerikan yang terkandung di dalamnya.

Chultún ini, yang mungkin dulunya merupakan perairan, kemudian dikembangkan dan dihubungkan ke gua terdekat, sebuah fitur alami yang terkait dengan ritual pengorbanan suku Maya.

Penemuan baru-baru ini memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam tentang ritual pengorbanan anak di peradaban Maya, sekaligus menantang asumsi lama mengenai praktik budaya ini.

Analisis DNA terus mengungkap wawasan baru tentang masa lalu, dan penelitian ini memberikan kontribusi penting untuk memahami kompleksitas dan realitas peradaban Maya.

Penelitian ini dipimpin oleh para ilmuwan dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology dan melibatkan kolaborasi dengan berbagai institusi di Meksiko dan Spanyol. Penemuan ini dipublikasikan di jurnal ilmiah PLOS One.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours