Ancaman Resesi AS di Depan Mata, Ini Dampak Nyata ke Indonesia

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Direktur Eksekutif Center for Economic and Legal Research (Celios) Bhima Yudhishthira mengungkap dampak bagi Indonesia jika Amerika Serikat (AS) di ambang resesi.

Menurut dia, resesi AS akan menyulitkan Federal Reserve dalam memprediksi suku bunga. Jadi dampak pertama bagi Indonesia adalah melemahnya nilai tukar rupiah karena investor berpindah ke aset yang aman (safe havens).

“Jika indikator bearish semakin intensif dan sikap The Fed tidak menentu, maka investor dapat beralih ke berbagai safe haven, baik itu emas, maupun dolar AS dalam jangka menengah.” Wima dikutip Selasa (6/8/2024).

Dampak kedua adalah menurunnya cadangan devisa akibat lemahnya permintaan ekspor ke Amerika. Dampak bersihnya adalah suku bunga AS tetap tinggi, sehingga menghambat arus keluar modal asing, khususnya ke pasar sekuritas. Jika FED memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps), belum tentu diperlukan penurunan yang lebih besar di masa mendatang, sehingga suku bunga yang tinggi kemungkinan akan bertahan lebih lama.

Oleh karena itu, perlu menjaga nilai tukar rupee atau menghindari pelarian modal. Jika suku bunga AS tetap relatif tinggi atau turun 25 bps, maka beban jaminan perusahaan akan bertambah.

Selain itu, dalam kondisi seperti ini, pemerintah memerlukan modal asing untuk membeli surat utang, dan meskipun porsi modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) semakin berkurang, namun SBN tetap memerlukan modal eksternal. Tak hanya itu, resesi AS juga mempengaruhi minat investor untuk menerbitkan surat utang pemerintah.

“Hal ini akan menyulitkan pemerintah dalam menggalang dana untuk menutupi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akhir tahun dan membiayai rencana Prabowo tahun 2025,” pungkas Wima.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours