Anggota DPR paparkan sejumlah faktor pendukung perekonomian RI 2024

Estimated read time 3 min read

Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi XI DPR RI Mohamad Misbahun menjelaskan beberapa hal yang akan mendukung penguatan perekonomian Indonesia pada tahun 2024.

Pertama, peningkatan konsumsi dan investasi karena kondisi makroekonomi yang mendukung.

“Kondisi makroekonomi (harus dijaga) agar masyarakat punya daya beli. Penting bagi masyarakat untuk yakin bahwa mereka masih mempunyai pekerjaan, lapangan kerja jika ada investasi yang baik, investasi yang baik harus diciptakan dengan kondisi makroekonomi yang menguntungkan. “Lingkungan makroekonomi yang kondusif merupakan salah satu faktor penting bagi iklim investasi yang kondusif,” kata Misbahun saat berbicara dalam webinar pertumbuhan kredit di tengah ancaman global di Jakarta, Selasa.

Pada triwulan I tahun 2024, konsumsi rumah tangga meningkat sebesar 4,91 persen, sedangkan kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat sebesar 54,93 persen.

401,5 triliun dolar AS atau 22,1 persen lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya didaftarkan untuk inisiasi investasi pada periode yang sama.

Faktor kedua adalah menguatnya ekspor Indonesia. Pada Mei 2024, nilai ekspor Tanah Air tercatat sebesar 22,33 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Beberapa ekspor terbesar adalah minyak mentah senilai $3,3 miliar, besi dan baja $2,1 miliar, mesin dan peralatan listrik $1,2 miliar, serta besi, terak, dan abu $1,03 miliar.

Disusul logam mulia dan perhiasan/permata senilai $962 juta, mobil dan bagiannya senilai $926 juta, nikel dan turunannya senilai $849,6 juta, ekspor alas kaki senilai $617 juta, dan berbagai produk kimia sebesar $558,5 juta. jutaan

“Indonesia merupakan produsen barang terbesar di dunia dalam beberapa kategori. Nikel kita besar, batubara kita besar, kelapa sawit terbesar, karet kita besar, dan hasil hutan kita juga sebagian besar. Apa artinya ini? Penguatan ekspor ini juga mendukung efisiensi perekonomian Indonesia, ujarnya.

Faktor ketiga adalah stabilitas sistem keuangan akibat dampak ketidakstabilan perekonomian global.

Menurutnya, Indonesia telah membuktikan kepada seluruh dunia mampu keluar dari zona kritis dengan sangat cepat di tengah kekerasan COVID-19, dan pascapandemi mampu memulihkan perekonomian dengan pertumbuhan lebih dari 5 persen. .

Pengendalian inflasi agar tetap rendah juga akan menjadi faktor penopang perekonomian Indonesia di tahun 2024. Pada Mei 2024, laju inflasi mencapai 2,84 persen, masih di bawah sasaran inflasi tahun ini sebesar 1,5-3,5 persen.

Kelima, menaikkan gaji pegawai pemerintah. Secara keseluruhan, besaran peningkatan pendapatan berupa kenaikan gaji ASN/TNI/Polri di wilayah pusat sebesar 8 persen dan pensiunan meningkat sebesar 12 persen mulai Maret 2024.

Keenam, pelepasan sumber daya alam (SDA) secara berkelanjutan. Sejak triwulan I tahun 2024, inisiasi investasi di sektor hilir sebesar Rp 75,8 triliun yang meliputi sektor mineral yaitu smelter senilai Rp 43,2 triliun, nikel Rp 33,4 triliun, tembaga Rp 8,4 triliun.

Di sektor kehutanan antara lain pulp dan kertas senilai Rp13,3 triliun, sektor pertanian minyak sawit mentah (CPO)/oleokimia Rp11,1 triliun, dan di sektor migas dari industri petrokimia Rp7,4 triliun dan ekosistem kendaraan listrik dari dalam negeri. sebuah mobil listrik. baterai Rp 800 miliar.

Terakhir, pembangunan infrastruktur di Kepulauan Ibu Kota Negara (IKN) berkontribusi terhadap upaya pemerataan perekonomian.

“Hal ini akan berdampak besar karena fokus infrastruktur dan pembangunan lainnya tidak hanya terfokus di Pulau Jawa. Pulau Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, dan pulau-pulau Indonesia lainnya yang bisa menjadi sasaran investasi di masa depan. dan sungai) berbasis sumber daya alam yang tersebar di seluruh Indonesia juga bisa dilakukan,” kata Misbahun.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours