Anggota DPR RI usulkan subsidi pupuk pascapanen bagi petani

Estimated read time 2 min read

JAKARTA (ANTARA) – Anggota Komite IV DPR RI Slamet mengusulkan pemberian subsidi pupuk kepada petani setelah panen untuk meminimalisir penyaluran subsidi pupuk yang seringkali tidak mencapai target tepat waktu.

Dalam diskusi yang digelar di Jakarta, Rabu, bertajuk “Membangun kebijakan subsidi pupuk yang lebih adaptif dan efektif untuk menjaga ketahanan pangan nasional”, Slamet berpendapat subsidi pupuk pascapanen berpotensi meningkatkan efisiensi, keberlanjutan, dan kesejahteraan petani.

“Jika subsidi dialihkan ke masa pasca panen, hal ini akan memberikan keyakinan kepada petani bahwa mereka akan mendapatkan harga yang terjamin untuk menanam tanamannya,” katanya.

Ia mengatakan, penyaluran pupuk pascapanen bersubsidi tidak hanya berpotensi merevitalisasi lahan pertanian, namun juga menarik minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian karena lebih menjanjikan.

Pemerintah terus berupaya meningkatkan produktivitas lahan pertanian dengan memberikan subsidi pupuk kepada petani.

Pemerintah meningkatkan alokasi pupuk bersubsidi dari 4,73 juta ton (setara Rp 26,6 triliun) menjadi 9,55 juta ton (setara Rp 53,3 triliun) pada tahun ini.

Namun pada Juni 2024, Indonesia hanya menggunakan 32,6% dari total alokasi pupuk bersubsidi. Artinya, hanya sekitar sepertiga pupuk yang disubsidi pemerintah digunakan oleh petani.

Selain itu, 7,58 juta petani yang terdaftar dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Elektronik (e-RDKK) belum melunasi subsidi mereka hingga Juli 2024.

Slamet mengatakan, salah satu faktor utama rendahnya serapan pupuk bersubsidi pada 2024 adalah terhambatnya distribusi. Subsidi pupuk rata-rata diberikan pada akhir musim tanam sehingga banyak petani yang tidak mau membayar pupuk.

Ia juga mengusulkan agar subsidi pupuk diubah menjadi subsidi langsung untuk mengatasi beberapa permasalahan terkait penyaluran pembayaran subsidi.

Menurut dia, penyaluran pupuk bersubsidi lebih menguntungkan pengusaha di sepanjang jalur distribusi.

“Ada unsur pemasaran yang memanfaatkannya (distribusi pupuk) untuk mencari keuntungan,” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours