Anggota DPR: Rupiah menguat berdampak positif penurunan biaya produksi

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Anggota Komisi

Penguatan nilai tukar rupiah akan berdampak pada penurunan biaya produksi. Menurunnya biaya produksi bagi industri yang didominasi komponen impor, kata Kamarusmad dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Menurut Kamarusmad, menguatnya nilai tukar rupee saat ini bisa berdampak positif pada sektor manufaktur dalam negeri.

Ia mengatakan penguatan nilai tukar mata uang terhadap mata uang asing dapat menekan biaya impor bahan baku dan peralatan industri sehingga menurunkan biaya produksi produsen dalam negeri. Hal ini dapat meningkatkan daya saing produk lokal di pasar internasional.

Sebaliknya, pelemahan rupee akan meningkatkan biaya produksi pabrik yang komponennya asing, ujarnya.

Ia mengatakan, nilai tukar rupee terus menguat dalam dua hari terakhir. Meski demikian, pemerintah tidak boleh berpuas diri karena penguatan rupee masih bersifat sementara.

“Semuanya mungkin ke depan. Volatilitas akan terus mewarnai pasar internasional dan domestik,” jelas Kamarusmad.

Ia berharap pemerintah mengambil langkah strategis untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupee dengan memanfaatkan potensi penurunan biaya produksi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Lebih lanjut Kamarusmad menyarankan agar pemerintah perlu membuat peta jalan produk industri yang memiliki prospek jangka panjang.

“Penting untuk membuat road map barang produksi lokal untuk diekspor melalui 1Q 2C (Quality, Continuity, Consistency),” kata Kamarusmad.

Kamarusmad mengatakan, komisi tersebut untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupee ke depan

“Termasuk efektivitas kebijakan yang menghubungkan otoritas fiskal,” ujarnya.

Rupee semakin terdepresiasi terhadap dolar AS pada perdagangan Senin 24 Juni. Rupee menguat 56 poin atau 0,34 persen menjadi 16.394 per dolar AS dari sebelumnya 16.450 per dolar AS.

Sementara pada perdagangan hari ini, nilai tukar Rupee ditutup pada Rp16.375 per dolar AS. Rupee menguat 19 poin atau 0,12 persen dari perdagangan sebelumnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours