Jakarta (ANTARA) – Anggota Panitia E DPRD DKI Jakarta Ali Muhammad Yohan meminta penambahan dana operasional personel dasawisma yang saat ini hanya Rp 500.000 per bulan, meski beban kerjanya lumayan berat
“Setiap turun ke masyarakat, banyak kader dasawisma yang mengeluhkan kecilnya OP (dana operasional) yang mereka terima,” kata Ali di Jakarta, Jumat.
Menurutnya, peran kader dasawisma sangat penting sebagai penggerak utama untuk melibatkan masyarakat, khususnya perempuan, dalam mengumpulkan informasi dan berbagi informasi tentang program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Menurutnya, beban kerja staf dasawisma cukup tinggi dan selalu meminta dukungan dari pemangku kepentingan daerah setempat.
Selain itu, Ali mengatakan, setiap kader dasawisma bertugas di 10-20 rumah untuk memberikan informasi tentang program kerja Penguatan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Pemda DKI Jakarta.
“Saya berharap pemerintah negara bagian bisa menyesuaikan OP-nya, karena jika beban kerjanya tinggi, tentu tingkat OP Dasawisma juga akan meningkat. Tentu kenaikannya disesuaikan dengan kemampuan anggaran Pemprov DKI,” ujarnya. .
Ia menambahkan, kader dasawisma selalu hadir di tengah masyarakat dan menjadi ujung tombak pengabdian masyarakat di tingkat RT.
Selain berkoordinasi dengan RT, lanjutnya, kader dasawisma selalu berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan kader lain di lingkungannya seperti kader PPKB, Jumantik, Posyandu, pimpinan RT, kelompok PKK RT, dan pimpinan RPTRA.
“Kalau selama ini mereka baru menerima 500.000 dram sebulan, mungkin mereka bisa menambah dokternya menjadi 1 juta dram sebulan karena beban kerjanya begitu berat,” ujarnya.
+ There are no comments
Add yours