Angin di Luar Angkasa Tenyata Mirip dengan di Bumi

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Sebuah studi baru yang menarik menemukan bahwa arus di tepi ruang angkasa, khususnya di termosfer, menunjukkan kemiripan yang mencolok dengan angin yang berputar di dekat permukaan bumi.

Baca Juga – Stasiun Luar Angkasa Internasional Rusak Akibat Puing Luar Angkasa

Seperti dilansir dari Raised Science, hal ini menunjukkan adanya kekuatan tersembunyi yang menghubungkan dua sistem yang tampaknya berbeda ini.

Penemuan ini, yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Rostock di Jerman dan Universitas Kyushu di Jepang, dapat memberikan wawasan baru yang penting dalam pemahaman sistem lingkungan di sekitar planet kita. Hal ini juga dapat membantu memperkirakan situasi dengan lebih baik, baik di lapangan maupun di luar angkasa.

Perlu dicatat bahwa ketika kita berbicara tentang “luar angkasa” di sini, yang kami maksud adalah termosfer, bukan luasnya ruang antarbintang. Termosfer berada sekitar 80 hingga 550 kilometer (50 hingga 342 mil) di atas permukaan laut. Ini adalah rumah bagi Stasiun Luar Angkasa Internasional dan sebagian besar satelitnya, dan juga merupakan tempat di mana bentuk Fajar berada.

Lapisan gas tipis ini berada di atas atmosfer bawah bumi, yang terdiri dari troposfer (dari permukaan hingga 12 kilometer atau 7,5 mil) dan stratosfer (lapisan antara troposfer dan termosfer).

Kesamaan antara angin di termosfer dan di Bumi menunjukkan bahwa gaya yang sama mungkin terlibat dalam kedua sistem tersebut.

Para ilmuwan menduga rotasi bumi dan medan magnetnya mungkin berperan penting dalam menghubungkan kedua wilayah tersebut.

Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami sepenuhnya hubungan ini, namun penemuan ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam pemahaman kita tentang atmosfer bumi dan interaksinya dengan ruang angkasa.

Temuan ini berdampak pada banyak bidang, termasuk meteorologi, fisika luar angkasa, dan bahkan eksplorasi luar angkasa.

Dengan mempelajari lebih lanjut tentang angin di termosfer, kita dapat meningkatkan kemampuan kita dalam memprediksi cuaca luar angkasa, melindungi satelit dari bahaya, dan bahkan mengembangkan teknologi baru untuk perjalanan luar angkasa.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours