Anies Baswedan beri kuliah umum di Sophia University Tokyo

Estimated read time 2 min read

Tokyo dlbrw.com – Anies Baswedan menggelar kursus bertajuk “Demokrasi di tangan mereka: Bagaimana generasi muda memahami kepemimpinan di era digital” di Sophia University Tokyo pada Jumat (20/9) malam.

Mantan calon presiden pemilu 2024 ini kembali ke Yogyakarta setelah menjadi mahasiswa program musim panas 31 tahun lalu. Masih kuliah di Universitas Gadjah Mada.

Dalam kuliah umum tersebut, Anie menjelaskan bahwa keterlibatan generasi muda dalam demokrasi sangatlah penting. Ada tiga hal yang tidak dapat dipisahkan: teknologi dan demokrasi.

“Ketiga titik temu ini penting bagi Indonesia dan dunia untuk menjawab tantangan dan memulai warna baru demokrasi,” ujarnya.

Keterwakilan dan inklusivitas; inovasi dan perspektif baru; stabilitas jangka panjang dan keberlanjutan demokrasi; – literasi digital dan kemampuan beradaptasi teknologi; Ia merinci lima alasan mengapa generasi muda harus berpartisipasi aktif dalam demokrasi karena perspektif dan konektivitas global mereka.

“Apa saja elemen kunci yang membuat generasi muda unik dibandingkan kelompok lain? Jawabannya baru-baru ini. Ia mengatakan, setelah melihat apa yang dilakukan orang tuanya selama bertahun-tahun, mereka membawa gaya yang berbeda.

Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 mencontohkan, zebra cross di Dukuh Atas, Jakarta Pusat, hanya dipandang masyarakat awam sebagai alat bantu penyeberangan dan dijadikan penyeberangan oleh generasi muda.

Menurut dia, Diperlukan cara pandang baru dalam kehidupan demokrasi.

Anie mengatakan jika pemuda diberdayakan maka mereka akan menjadi agen kunci pembangunan dan perdamaian.

Di sisi lain, tidak mempertimbangkan atau memasukkan hal-hal tersebut akan melemahkan demokrasi.

Ia juga menekankan pentingnya meritokrasi dalam kehidupan politik yang sehat.

Menurut Anie, sebagian besar masyarakat Indonesia dalam kesehariannya adalah calon provinsi atau daerah; Mereka tidak peduli dengan politik atau kebijakan pemerintah.

Ia mengatakan, berdasarkan survei, sepertiga pemilih baru akan menentukan pilihan pemimpinnya pada hari-hari sebelum pencoblosan, sedangkan sisanya akan memutuskan pada detik-detik terakhir karena sibuk dengan pekerjaannya.

Anie menjelaskan bahwa meritokrasi itu penting, karena partai politik menempatkan kewajiban etis pada meritokrasi ketika mencalonkan kandidat untuk berbagai jabatan.

Setelah itu, saya yakin orang yang dicalonkan tidak akan membahayakan publik.

“Sebaliknya, jika tidak ada manfaatnya, Ini meningkatkan kandidat langsung, ”katanya.

Ratusan orang menghadiri ceramah tersebut, dimana terjadi pertukaran tanya jawab dan pembagian buku bagi yang mengajukan pertanyaan.

Anie juga berpesan kepada mahasiswa Indonesia di Jepang untuk menciptakan citra terbaik negeri Sakura.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours