AP I dan II Dilebur Jadi InJourney Airports, 5 Besar Operator Bandara di Dunia

Estimated read time 4 min read

JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Eric Thohir meluncurkan merger PT Angkasa Pura I (AP I) dan PT Angkasa Pura II (AP II), dua perusahaan pengelola bandara besar Indonesia. Penggabungan tersebut diselesaikan dengan lancar dan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku menjadi satu kesatuan, PT Angkasa Pura Indonesia atau Engineer Airports.

InJourney Airports merupakan subholding di divisi pelayanan bandara BUMN Aviation dan anak perusahaan Parviasta Holding, PT Aviasi Wisata Indonesia (Persero) atau InJourney.

Penggabungan AP I dan AP II ke dalam Injurni Airports, dengan Injurni Airports sebagai subholding dari Injurni Group, sejalan dengan apa yang disebut Menteri BUMN Eric Thohir sebagai sebuah terobosan besar di bidang penerbangan dan kebandarudaraan. Sektor industri sebagai bentuk adaptasi BUMN terhadap perubahan zaman. InJourney Airports mengoperasikan 37 bandara komersial di Indonesia.

Optimalisasi struktur bandara nasional dan potensi sektor perekonomian, pariwisata, dan logistik Indonesia memerlukan transformasi di bidang pengelolaan bandara. Dengan integrasi ini, Bandara Injurny akan mampu menangani lebih dari 170 juta penumpang setiap tahunnya dan akan menjadi salah satu operator bandara terbesar kelima di dunia.

Dengan merger ini, bandara yang dikelola InJourney ini akan menjadi salah satu dari 5 operator bandara teratas di dunia.

Direktur Utama Injury, Donny Askaria, menjelaskan merger tersebut direncanakan secara matang dan mematuhi peraturan serta prinsip tata kelola yang baik. Langkah tersebut sejalan dengan visi pemerintah untuk meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas domestik, yang diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan meningkatkan daya saing sektor pariwisata Indonesia.

“Dalam persiapan merger ini, kami telah melakukan proses penyelarasan Standar Operasional Prosedur (SOP), sistem IT, sistem keuangan, dan operasional bandara, proses yang telah berlangsung sejak tahun lalu. “Injurney Airports diharapkan menjadi perusahaan pengelola bandara dengan praktik terbaik di dunia,” kata Dhoni.

“Penggabungan ini sejalan dengan tujuan pemerintah untuk memperluas sektor penerbangan dan bandara Indonesia menjadi 5 besar operator bandara global. Lebih lanjut, penggabungan ini masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN) yang disetujui pemerintah. Meningkatkan konektivitas udara untuk mendukung pertumbuhan industri pariwisata,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, CEO Engineer Airports Fake Fahmi menjelaskan transformasi bandara yang dipimpin Engineer Airports akan semakin diperkuat melalui inisiatif peningkatan kualitas infrastruktur bandara, manajemen operasi berbasis ekosistem, dan layanan yang berorientasi pada pelanggan. Memperbaiki. Sumber daya manusia berdasarkan standar global.

Selain itu, transformasi yang dilakukan antara lain mempercantik terminal Bandara Soekarno-Hatta Tangerang dan optimalisasi kapasitas dan fasilitas Bandara I Gusti Ngurah Rai, serta memberikan wajah baru pada bandara-bandara di Indonesia.

“Tujuan dari transformasi bandara yang berkelanjutan adalah untuk menciptakan pengalaman menyenangkan sepanjang perjalanan bandara melalui perubahan pola pikir pemberian layanan dan praktik manajemen,” jelasnya.

“Mengubah pola pikir dari reaktif menjadi prediktif dan proaktif, serta mengubah orientasi kerja dari fokus operasional menjadi fokus pelanggan. Hal ini akan menjadi wajah kebanggaan bangsa di samping fungsi inti Bandara Injurni sebagai pengembangan dan pencipta nilai,” pungkas Faik Fahmy.

Menciptakan sumber daya manusia yang berdaya saing global

Dengan reorganisasi yang lebih proaktif, penggabungan perusahaan pengelola bandara bertujuan untuk melakukan standarisasi layanan khususnya InJourney untuk mengoordinasikan dan meningkatkan pengalaman pelanggan di bandara-bandara yang tersebar merata dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia.

Tentunya peran SDM sangat penting terutama dalam penerapan strategi bisnis bandara agar lebih efisien, menguntungkan, dan berdaya saing global.

Untuk mempersiapkan sumber daya manusianya, perseroan telah menawarkan program pelatihan untuk meningkatkan kapasitas general manager bandara melalui GM Airport Academy Program dan GM Airport Academy Immersion Program untuk meningkatkan kompetensi di bidang kebandarudaraan melalui studi banding dengan operator bandara Incheon Internasional. Perusahaan Bandara (IIAC).

Secara teknis, organisasi ini juga menyediakan pelatihan di bidang perhotelan, layanan pelanggan dan pengalaman, dll. Kedepannya, dengan adanya fasilitas tersebut, diharapkan staf bandara yang ada dapat lebih siap untuk menjadi bagian dari transformasi besar industri penerbangan dan bandara Indonesia serta berperan dalam mengoptimalkan potensi sektor pariwisata. . Di Indonesia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours