Apa dan Bagaimana Transplantasi Rambut Itu? Tindakan Bedah Medis untuk Atasi Kebotakan

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Rambut rontok menjadi momok hampir semua orang. Pasalnya, masalah ini tidak hanya dialami oleh orang lanjut usia, namun juga oleh mereka yang masih berusia muda.

Akibat kerontokan rambut yang parah, banyak orang mengalami kebotakan dini di area tertentu di usia muda. Hal ini tentu sangat mempengaruhi harga diri.

Oleh karena itu, masyarakat mulai mencari dan melakukan berbagai cara untuk mengatasinya. Selain penggunaan produk perawatan rambut, prosedur transplantasi rambut juga sedang populer belakangan ini.

Transplantasi rambut adalah prosedur bedah kosmetik yang melibatkan pemindahan folikel rambut dari area kepala yang lebih padat ke area yang mengalami kebotakan atau penipisan. Pada dasarnya, siapa pun bisa melakukan prosedur ini. Meski demikian, dokter bedah plastik rekonstruktif dan estetika Beautylosophy, dr Nur Anindhawati mengatakan, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebelum menjalani operasi.

Salah satu caranya adalah dengan berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu. Selain itu, pasien disarankan untuk tidak mengonsumsi alkohol dan rokok sebelum melakukan transplantasi rambut.

Bahkan Dr. Anin juga menganjurkan agar pasien tidur nyenyak sehari sebelum operasi. Pasalnya, jika kondisi pasien lelah dan tidak nyaman, hal itu akan tercermin pada tekanan darahnya. Transplantasi rambut tidak dianjurkan jika pasien memiliki tekanan darah tinggi.

“Karena ini adalah prosedur pembedahan, alkohol dan rokok tidak otomatis dikonsumsi sebelumnya. Anda juga perlu tidur dengan nyaman di malam hari. Karena biasanya kalau misalnya harus makan dan malamnya tidak tidur dan sebagainya biasanya akan gugup. “Dan itu meningkatkan ketegangan,” kata Dr. Aini saat jumpa pers di kawasan Cipeta, Jakarta Selatan, Kamis (20 Juni 2024).

“Nah, jika ketegangan meningkat, otomatis kita harus menunda semuanya. Ibaratnya, kalau pasiennya sehat, kita akan melakukan operasi, lanjutnya.

Selain pra-perawatan, ada beberapa hal yang harus dihindari oleh pasien transplantasi rambut. Misalnya, hindari menggaruk area kepala dan mandi bertekanan tinggi, karena dapat menyebabkan rambut cangkokan kembali rontok.

“Nah, setelah operasi itu soal tidak melakukan apa pun yang membuat Anda menggaruk, menggosok, atau menggaruk sembarangan. Salah satunya adalah mandi bertekanan tinggi yang membuat rambut kembali rontok,” jelasnya.

Yang terakhir, Anda perlu mengontrol aktivitas agar tidak mengeluarkan banyak keringat. Pasalnya, setelah transplantasi rambut, pasien biasanya disarankan untuk tidak keramas berlebihan.

Oleh karena itu, menjaga akar rambut bebas keringat sangat penting untuk menjaga kesehatan folikel rambut agar tidak mengganggu proses pertumbuhan rambut pasca transplantasi.

“Hal lainnya adalah tidak berkeringat sebanyak mungkin. Saya tidak bisa mencuci kulit kepala lagi, bukan? – Benar kamu keramas, tapi menurutku kamu tidak melakukannya secara menyeluruh, – jelasnya.

“Misalnya banyak berkeringat, otomatis menimbulkan masalah pada folikel rambut yang kita buat. “Itu otomatis membuatnya sulit tumbuh,” pungkas dr Anin.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours