Apa Itu Jam Kiamat? Begini Cara Akurat Membacanya

Estimated read time 2 min read

JAKARTA – Jam Kiamat menjadi simbol betapa dekatnya bumi dengan kepunahan massal akibat ulah manusia.

Buletin Ilmuwan Atom, sebuah organisasi yang bertujuan menyebarkan informasi guna mengurangi ancaman buatan manusia, didirikan pada tahun 1945 oleh Albert Einstein dan Universitas Chicago.

Dua tahun kemudian, kelompok ini menciptakan Jam Kiamat yang secara simbolis menandai tengah malam, titik terjadinya bencana global.

Fokus utama awalnya adalah prospek kebakaran nuklir yang akan mengakhiri dunia selama Perang Dingin, namun kelompok ini telah memperluas cakupannya dengan mencakup ancaman lain terhadap manusia dan planet ini, seperti perubahan iklim.

Jam Kiamat dikelola oleh Dewan Sains dan Keamanan Buletin dengan berkonsultasi dengan Dewan Sponsor, yang mencakup 11 peraih Nobel.

Didirikan bersama oleh Albert Einstein, Buletin Ilmuwan Atom memasang jam yang dirancang untuk menunjukkan seberapa dekat umat manusia dengan kiamat.

Selain Einstein, J. Robert Oppenheimer dan ilmuwan lain yang bekerja di Proyek Manhattan yang menghasilkan senjata nuklir pertama.

Ketika jam pertama mulai berdentang, Perang Dunia II masih segar dalam ingatan, ketika Amerika Serikat dan Uni Soviet akan memulai perlombaan senjata yang akan membuat kedua negara berada di ambang perang untuk sebagian besar periode berikutnya. . empat dekade.

Pada pergantian abad ke-20 dan berakhirnya Perang Dingin, Jam Kiamat disetel ulang menjadi 17 menit sebelum tengah malam—tingkat ancaman terendah yang pernah dirasakan kelompok ini. Terobosan penting lainnya datang dalam bentuk perjanjian pengurangan senjata.

Jam kiamat tetap tidak berubah pada hari Kamis, 20 Januari. Dimana tanggal 20 Januari ditetapkan sebagai waktu untuk mengatur ulang jam dan menandai lahirnya simbol tersebut.

Meski tahun 2021 membawa sejumlah perkembangan baik, namun juga membawa tantangan baru. “Jam kiamat tetap stabil pada 100 detik menjelang tengah malam,” kata Presiden Buletin Ilmuwan Atom Rachel Bronson.

Buletin tersebut mencatat perkembangan yang penuh harapan pada awal tahun 2021, termasuk pembaruan perjanjian New START AS-Rusia, serta beberapa perbaikan dalam respons global yang masih “kurang” terhadap pandemi COVID-19.

Namun, ketegangan internasional terus meningkat, termasuk yang terbaru terkait Ukraina, Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok, yang sementara itu terus mengembangkan senjata hipersonik.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours