Apakah Perang Dunia III Bakal Gunakan Nuklir? Ini Jawabannya

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Apakah Perang Dunia III jika pecah akan melibatkan senjata nuklir? Jawaban: ya.

Setidaknya Amerika Serikat (AS) dan Rusia sebagai dua kekuatan nuklir besar dunia memberikan tanggapan demikian.

Rusia memandang Perang Dunia III, jika melibatkan Moskow, sebagai perang untuk mempertahankan eksistensinya sebagai sebuah bangsa.

Mereka mengatakan Perang Dunia III berarti perang nuklir

1. Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada bulan Maret bahwa Moskow siap menggunakan senjata nuklir jika rezimnya terancam. Tn. Putin juga memperingatkan Amerika bahwa pengiriman pasukan untuk berperang di Ukraina dapat dilihat sebagai eskalasi konflik yang besar.

Putin menggambarkan Presiden AS Joe Biden sebagai pejuang politik, yang berarti dia memahami bahaya perang nuklir.

“Kami siap menggunakan senjata nuklir jika ada ancaman terhadap keberadaan, kedaulatan, dan kemerdekaan negara Rusia,” kata Putin.

“Semua sudah tertulis dalam kebijakan kami, kami tidak mengubahnya,” ujarnya.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga mengatakan jika Perang Dunia III benar terjadi maka akan melibatkan senjata nuklir dan bisa sangat merusak.

Lavrov menuduh Ukraina mencari senjata nuklir. “Ukraina masih memiliki teknologi nuklir Soviet (Union) dan sarana untuk mengirimkan senjata semacam itu,” katanya.

Lavrov mengatakan tidak ada yang menginginkan perang nuklir, termasuk Rusia. Namun, ia memperingatkan bahwa senjata nuklir negaranya “siap berperang”.

“Kami berbicara tentang garis merah, berharap penilaian dan perkataan kami didengar oleh orang-orang cerdas dan pengambil keputusan. Ini tidak berarti bahwa jika besok Anda tidak melakukan apa yang saya minta, kami akan menekan tombol merah.” kata Lavrov.

“Saya yakin para pengambil keputusan dalam situasi seperti ini mempunyai gagasan tentang apa yang kita bicarakan. Tidak ada yang menginginkan perang nuklir,” tambahnya.

“Persenjataan Rusia akan menimbulkan konsekuensi serius bagi rezim Ukraina,” tambahnya.

2. Amerika Serikat

Presiden Amerika Serikat, Mr. Joe Biden, menegaskan pada Maret 2022 bahwa sekutunya dan NATO tidak akan berperang melawan Rusia di Ukraina, dan menggambarkan situasi tersebut sebagai perang dunia ketiga.

“Kami akan terus mendukung mitra-mitra Eropa kami dan mengirimkan pesan yang jelas. Kami akan mempertahankan setiap inci wilayah NATO dengan kekuatan penuh dari NATO yang bersatu dan diperkuat,” kata Biden.

“Kita tidak bisa berperang dengan Rusia di Ukraina. Konflik langsung antara NATO dan Rusia adalah Perang Dunia III, sesuatu yang harus kita hindari,” tambahnya.

3. Fisikawan Albert Einstein

Semasa hidupnya, fisikawan Albert Einstein meramalkan bahwa Perang Dunia III, jika terjadi, akan menjadi perang habis-habisan yang melibatkan senjata pemusnah massal, termasuk senjata nuklir.

Menurutnya, setelah Perang Dunia III, masyarakat akan memasuki Perang Dunia IV di mana senjata nuklir tidak lagi digunakan karena dunia akan kembali ke masa lalu. Senjata yang digunakan, kata Einstein, antara lain pedang, tombak, dan batu.

Komentar ilmuwan Yahudi tersebut muncul secara online sejak tahun 2018, ketika Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis bekerja sama untuk menyelesaikan konflik di Timur Tengah.

Einstein memahami bahwa akar perang terletak pada kelemahan sifat manusia dan kegagalan untuk meningkatkan rasa kasih sayang dan pengertian antara manusia dan negara.

Ia percaya bahwa pengejaran kekuasaan, keserakahan, dan kepentingan nasional yang picik menjadi faktor penyebab dimulainya perang.

Secara keseluruhan, pandangan Einstein tentang Perang Dunia dan upaya mencapai perdamaian berakar pada pemahaman mendalam tentang kondisi manusia dan keyakinan mendalam pada kekuatan tindakan kolektif.

Pemahaman Einstein tentang politik dunia, ditambah dengan pengetahuannya yang luar biasa tentang sifat manusia, membawanya untuk mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan di masa depan.

Dokumen tentang senjata nuklir

Menurut penelitian yang dilakukan The Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), Rusia memiliki 6.255 senjata nuklir.

Sedangkan jumlah senjata nuklir Amerika Serikat (AS) sebanyak 5.550 buah, sedangkan China dan Perancis masing-masing memiliki 350 dan 290 senjata nuklir. India, Pakistan, Korea Utara dan Israel juga memiliki banyak senjata nuklir.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours