Arema FC Pusing soal Homebase Musim Depan, Bakal Daftarkan 2 Stadion Sekaligus

Estimated read time 3 min read

Malang – Arema FC masih kebingungan menentukan kandang Ligue 1 musim 2024 – 2025 karena tidak bisa menggunakan Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang saat kompetisi Ligue 1 dimulai Agustus 2024.

Sudarmaji, Manajer Operasional Arema FC, mengatakan pihaknya belum mendaftarkan dua stadion lainnya, yakni Stadion Sopriadi, Kota Blitar, dan Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Pasalnya Stadion Sopriadi rencananya akan menjadi markas paruh pertama Ligue 1 musim 2024/2025. Setelah itu, mereka akan kembali ke Stadion Kanjuruhan pada putaran kedua kompetisi tersebut.

“Rencananya kami akan mendaftarkan 2 stadion secara bersamaan. Stadion Kanjuruhan tetap menjadi hub utama, sedangkan yang kedua Stadion Sopriadi sebagai alternatif,” kata Sudarmaji, Rabu (19/6/2024).

Meski sudah dipastikan 2 stadion untuk kompetisi musim 2024/2025, Arema FC masih menunggu kepastian kapan Stadion Kanjuruhan akan direnovasi total. Berdasarkan timeline Pemerintah Kabupaten (Pemcob) Malang, Stadion Kanjuruhan akan selesai dibangun pada Desember 2024. “Kami belum bisa memastikan terlebih dahulu kapan Stadion Kanjuruhan akan direnovasi total. Jadi kami bisa memastikan kapan Kanjuruhan tersebut akan digunakan,” kata Sudarmaji. .

Singo Edan akan berangkat ke Blitar terlebih dahulu pada Agustus 2024 hingga Desember 2024. Barulah mereka akan kembali ke Stadion Kanjuruhan yang sudah direnovasi 100 persen.

Meski demikian, Sudarmaji mengaku penggunaan Stadion Sopriadi di Kota Blitar masih melakukan lobi kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Blitar untuk mendapatkan persetujuan penggunaan stadion di Jalan Kelud, Kelurahan Kepanjen Lor, Kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar. Ia meyakinkan panitia akan aman dari konflik antar suporter. “Anda memang ingin berdialog dengan DPRD Kota Blitar. Bicaralah secara obyektif dan nyata mengenai persiapan bermain di Stadion Sopriadi,” ujarnya.

Sudarmaji mengatakan Arema FC akan berusaha menghindari pertandingan malam hari. Mereka siap mengurangi jumlah penonton di bawah kapasitas Stadion Sopriadi yang mencapai 15 ribu kursi. “Diharapkan pertandingan dilangsungkan pada sore hari agar Armenia tidak terlambat pulang ke rumah setelah menonton pertandingan. Hal ini untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.

Sebelumnya, Wali Kota Blitar Santoso menjelaskan alasannya belum mau menetap di Blitar untuk Liga 1 musim 2024/2025, sambil menunggu selesainya proses revitalisasi Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Bantahan itu muncul karena mayoritas warga Blitar masih dikejutkan dengan perilaku kekerasan putra Armenia pada laga semifinal Piala Gubernur Jawa Timur melawan Persebaya Surabaya.

Saat itu, ia mengungkapkan kebahagiaannya karena terjadi keributan antara suporter dan masyarakat di sekitar stadion. Toko, ladang, dan kendaraan warga Kota Blitar dikabarkan tak luput dari amukan massa. Bahkan saat itu, kendaraan warga Blitter ikut terbakar. Saat terjadi kerusuhan pascalaga di Kota Blitar pada 18 Februari 2020.

Saat itu, Persebaya berhasil menang dramatis 4-2 atas Arema FC dan melaju ke babak final Piala Gubernur Jawa Timur 2020.

Stadion Sopriadi di Kota Blitar menjadi pilihan alternatif utama selain Stadion Jember Sport Garden di Kecamatan Ajung, Stadion Bumi Wali di Kecamatan Semanding Kabupaten Jember dan Kabupaten Tuban.

Sebagai informasi, Arema FC terpaksa menjadi tim tandang selama dua musim terakhir akibat bencana Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 yang mengakibatkan 135 orang meninggal dunia. Selama dua musim ini, Arema FC menggunakan Stadion PTIK di Polis. Kompleks Akademi Sains, Jakarta, dan dipindahkan ke Stadion Kapten I Wayan Deepta, Gianyar, Bali.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours