Ariel Tatum menunjukkan kemampuan menjadi penari ronggeng gunung

Estimated read time 2 min read

Batavia (Antara) – Aktris sekaligus penyanyi Ariel Tatum unjuk kebolehan penari gunung saat jumpa pers pementasan teater Titimangsa bertajuk “Sang Kembang Bale” di Batavia, Kamis.

Dengan balutan selendang merah di bahunya, Ariel yang mengenakan kebaya kain bagian atas dan bawah memamerkan kemampuannya menari, menyanyi, hingga monolog dalam acara di Indonesia Kaya Gallery.

Ariel mengatakan lagu “Sang Kemban Bale” sangat khas.

“Sulit sekali dan sangat sulit bagi saya yang sudah terbiasa menyanyi dengan teknik modern,” ujarnya.

“Bisa dibilang lagunya tradisional, di mana kita menggunakan tenggorokan untuk mengeluarkan suara, bukan dari diafragma, bukan dari kepala. .

Ia berharap pertunjukan “Sang Kemban Bale” dapat menarik lebih banyak generasi muda untuk mempelajari budaya dan seni tradisional.

“Mudah-mudahan generasi muda mau belajar lebih banyak, mau tahu lebih banyak, sehingga budaya-budaya yang sebenarnya sudah ada sejak lama, akan tetap panjang dan kita jalankan di tubuh kita,” ujarnya.

Sutradara Heliana Sinaga mengatakan Ariel hanya menampilkan sekilas tarian, lagu, dan monolog “Sang Kem-ang Bale”.

Menurut dia, mereka akan terkejut dipamerkan dalam pertunjukan “Sang Kembang Bale” di NuArt Sculpture Park, Bandung, Jawa Barat, pada 10 dan 11 Agustus 2024.

Dalam pertunjukan yang dijadwalkan berdurasi 80 hingga 90 menit itu, Ariel akan menyanyikan tiga lagu dan menampilkan lima tarian bersama empat penari dan tiga pemusik yang semuanya berusia muda.

Produser Pradetya Novitri mengatakan produksi teater “Sang Kembang Bale” dilakukan berdasarkan penelitian di tempat lahirnya Gunung Rongeng di Siam.

“Kami telah melakukan penelitian terhadap orang Siam tempat lahirnya Gunung Rongeng, dan juga para pemain, pemusik dan penari generasi muda terhadap kesenian Gunung Rongeng dari yang tinggal dua penari saja yang bisa belajar langsung. Ada harapan dengan lagu ini. , musik dan tari yang sudah “Sejak puluhan tahun lalu, semangatnya semakin bertambah,” kata Tia.

Menurutnya, penelitian yang dilakukan antara lain menggali informasi dari penari ronggeng gunung Bi Pejoh dan Bi Raspi, serta Mang Sarli, pemusik yang berlatih seni ronggeng gunung di kawasan Panytran, Pangandaran.

Promotor budaya Renitasari Adrian menyatakan Titimangsa selalu menghadirkan karya-karya yang tidak hanya menghibur tetapi juga mengandung nilai pendidikan budaya dan sejarah.

Ia berharap produksi Titimangsa yang ketujuh belas yaitu “Sang Kemang Bale” ini dapat menginspirasi generasi muda untuk melestarikan kesenian rakyat klasik Jawa Barat.

“Sang Kembang Bale” akan memberikan pengalaman budaya yang mendalam dan inspiratif kepada seluruh pecinta seni. Semoga efek ini dapat menghidupkan kembali kekayaan budaya Indonesia, sehingga dapat dikenal dan diwariskan kepada anak cucu,” kata Renita.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours