Armenia Bersiap Keluar dari Aliansi Rusia dan Merapat ke AS

Estimated read time 2 min read

YEREVAN – Armenia bersiap menarik diri dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif, aliansi militer yang dipimpin Rusia.

Sekutu Moskow ini kemudian menjadi mitra strategis bagi Amerika Serikat.

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengumumkan keputusan tersebut pada hari Rabu.

“Kami akan meninggalkan (CSTO), Anda membuat saya takut dengan ini. Semuanya baik-baik saja dengan kami, kami akan memutuskan kapan kami pergi, kami bisa kembali,” kata Pashinyan menanggapi pertanyaan anggota parlemen dari kubu oposisi selama pertemuan di parlemen Menurut Reuters, Kamis (13/6/2024): “Jangan khawatir.”

Aliansi CSTO, yang didirikan pada tahun 2002, terdiri dari enam negara pasca-Soviet: Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Rusia dan Tajikistan.

Pada hari yang sama, Amerika Serikat dan Armenia mengumumkan bahwa mereka bermaksud untuk meningkatkan hubungan bilateral mereka ke tingkat “kemitraan strategis”, dengan Washington membantu Yerevan di bidang perdagangan, militer, keadilan dan demokrasi.

Perdana Menteri Pashinyan sebelumnya membekukan keanggotaan CSTO Armenia setelah menyalahkan Rusia atas kegagalan Moskow mencegah Azerbaijan mengklaim kembali wilayah Nagorno-Karabakh yang telah lama menjadi sengketa.

Pasukan penjaga perdamaian Rusia dikerahkan ke wilayah tersebut pada tahun 2020, setelah Azerbaijan merebut kembali sebagian Nagorno-Karabakh dalam konflik dengan milisi lokal Armenia.

Pashinyan sendiri mengakui kedaulatan Baku atas wilayah tersebut, dan mengatakan bahwa kehilangan wilayah tersebut tidak dapat dihindari untuk waktu yang lama.

Menteri Luar Negeri Armenia Ararat Mirzoyan menjamu Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Eropa dan Eurasia James O’Brien di Yerevan pada hari Selasa.

Pernyataan bersama yang dikeluarkan pada kesempatan ini menunjukkan aspirasi Armenia untuk bekerja sama lebih erat dengan lembaga-lembaga Eropa, Atlantik, dan Barat.

“Amerika Serikat dan Armenia menegaskan komitmen mereka terhadap nilai-nilai demokrasi bersama dan terhadap tujuan Armenia yang demokratis, sejahtera, dan damai,” bunyi pernyataan itu.

O’Brien dan Mirzoyan mengatakan hubungan kedua negara akan membaik di tahun mendatang.

“Kedua belah pihak akan terus memperluas hubungan perdagangan dan komersial, selain meningkatkan kerja sama mengenai sanksi dan pengendalian ekspor,” lanjut pernyataan itu.

“Amerika akan memberikan solusi bisnis di bidang energi nuklir dan terbarukan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kemandirian energi Armenia.”

Pemerintahan Pashinyan juga telah mengajukan penawaran teknologi militer kepada Prancis, yang dilaporkan menjadikan negaranya sebagai tujuan potensial bagi pencari suaka, namun ditolak oleh Inggris.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours