Aroma Mobil Baru Disebut Bisa Jadi Pemicu Kanker

Estimated read time 3 min read

dlbrw.com, JAKARTA — Mobil baru mengeluarkan wangi khas yang kerap dikaitkan dengan aroma kemewahan, awet muda, dan kebahagiaan. Namun penelitian baru mengungkapkan bahwa bau mobil baru bisa sangat berbahaya bagi kesehatan Anda.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan di PNAS Nexus menemukan bahwa bau mobil baru berasal dari senyawa organik yang mudah menguap (VOC). Peneliti dari Institut Teknologi Beijing dan Harvard T.H. Chan School of Public Health menganalisis emisi VOC dari mobil baru selama musim panas.

Temuan ini memberikan gambaran nyata tentang kualitas udara kabin dan menyoroti perlunya pemantauan dan pengendalian yang lebih baik terhadap bahan kimia yang berpotensi menyebabkan kanker. VOC adalah sekelompok bahan kimia yang dapat dengan mudah menguap atau menjadi gas pada suhu kamar.

Di dalam mobil, VOC dikeluarkan dari berbagai bahan seperti plastik, serat sintetis, kulit, dan perekat. Meskipun beberapa VOC tidak berbahaya, ada banyak jenis VOC yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, mulai dari sakit kepala dan iritasi mata hingga kondisi serius seperti penyakit paru-paru. Studi tersebut menemukan bahwa formaldehida, yang dikenal sebagai karsinogen, adalah jenis VOC yang paling umum ditemukan di kabin mobil baru.

Yang mengkhawatirkan, lebih dari sepertiga mobil yang dianalisis melebihi standar kualitas udara interior kendaraan di Tiongkok. Bahan kimia lain yang menjadi perhatian juga ditemukan termasuk asetaldehida dan heksaldehida; keduanya hadir pada tingkat yang dapat mempengaruhi kesehatan.

Namun ini bukan hanya tentang apa yang ada di udara; Hal ini juga mengenai dampaknya terhadap emisi. Bertentangan dengan anggapan umum, penelitian ini menemukan bahwa faktor terpenting yang mempengaruhi emisi VOC bukanlah suhu udara, namun suhu permukaan interior mobil. Temuan ini terutama berlaku untuk mobil baru di cuaca musim panas; Hal ini menjelaskan mengapa bau mobil baru bisa sangat menyengat di hari yang cerah.

Untuk mengatasi tantangan dalam memprediksi dan memantau emisi ini, tim peneliti mengembangkan model pembelajaran mendalam yang baru. Metode berbasis AI yang disebut LSTM-A-E ini menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam memprediksi konsentrasi VOC di dalam kendaraan secara akurat.

“Perangkat semacam itu dapat berguna bagi pembuat mobil dan otoritas kesehatan dalam menilai dan mengurangi risiko yang terkait dengan polusi udara dalam ruangan,” kata para peneliti, menurut laporan Study Finds, Rabu (24/7/2024).

Hasil penelitian ini tidak terbatas pada mobil baru. Ketika kita menghabiskan lebih banyak waktu di lalu lintas (rata-rata 5,5 persen dari hidup seseorang), pemahaman dan pengelolaan kualitas udara antar kendaraan akan menjadi lebih penting.

“Penelitian ini tidak hanya mengungkap masalah kesehatan yang tersembunyi, namun juga membuka jalan bagi solusi transportasi yang cerdas dan sehat,” jelas para peneliti.

Sekadar informasi, para peneliti melakukan penelitian mereka dengan mengukur berbagai faktor lingkungan pada kendaraan listrik hibrida selama tujuh hari selama bulan-bulan musim panas. Mereka menggunakan peralatan khusus untuk memantau suhu, kelembaban dan nilai tukar udara. Untuk mengukur tingkat VOC, mereka menggunakan teknik yang disebut kromatografi gas/spektrometri massa, yang memisahkan dan mengidentifikasi berbagai bahan kimia di udara.

Tim kemudian mengumpulkan sampel udara dari area pernapasan pengemudi setiap 80 menit, memberikan gambaran jelas tentang bagaimana konsentrasi VOC berubah sepanjang hari dalam kondisi cuaca berbeda. Hasilnya, para peneliti mampu mendeteksi 12 VOC yang umum ditemukan di dalam mobil; Formaldehida adalah spesies yang paling sering ditemukan.

 

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours