Artificial Intelligence Dorong Digitalisasi Rantai Pasok Perusahaan

Estimated read time 3 min read

Jakarta – Manajemen rantai pasokan atau supply chain management (SCM) memungkinkan perusahaan memenuhi permintaan pasar dengan cepat dan akurat.

Baca Juga – Kecerdasan Buatan Google Bisa Digunakan

Statistik terkini menunjukkan bahwa 58% perusahaan di Indonesia menggunakan teknologi seperti solusi SCM berbasis cloud untuk mengotomatisasi proses dan aktivitas dalam rantai pasokan, yang terbukti memberikan dampak positif terhadap pendapatan perusahaan.

Rantai pasok sendiri merupakan suatu sistem yang mengkoordinasikan seluruh bagian dan aktivitas, mulai dari sumber daya manusia (SDM) hingga logistik, hingga membawa produk ke pasar.

Mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan dimana bahan mentah dan produk jadi harus diangkut melalui darat, udara dan air, maka manajemen rantai pasokan yang baik adalah kunci keberhasilan suatu perusahaan.

Jansen Jumino, chief business officer (CBO) Macari, perusahaan software-as-a-service (SaaS) yang bermain di kategori solusi SCM berbasis cloud bernama Macari Journal SCM, mengatakan bahwa manajemen rantai pasokan yang tepat akan membantu perusahaan tumbuh. . penghasilan

“Tren digitalisasi rantai pasok secara global semakin meluas seiring dengan terbuktinya teknologi memperkuat kemampuan perusahaan dalam mengontrol dan memantau proses di setiap titik dalam rantai pasok.” Lebih khusus lagi, teknologi berbasis cloud. Solusi SCM meningkatkan otomatisasi, efisiensi, dan visibilitas rantai pasokan sehingga perusahaan dapat merespons fluktuasi permintaan pasar dengan cepat,” kata Jansen di Jakarta, Jumat (14/6/2024).

Ia menambahkan, solusi SCM membantu perusahaan mengatasi tantangan yang biasa mereka hadapi, termasuk mengatur ulang pasokan dari pemasok saat harga bahan baku naik dan manajemen inventaris saat terjadi gangguan pasokan.

Jensen berbagi tren digitalisasi rantai pasokan berdasarkan data Mekari yang terangkum dalam whitepaper bertajuk Tantangan dan Peluang Rantai Pasokan di Indonesia. Pertama, dilaporkan bahwa perusahaan-perusahaan Indonesia semakin melakukan digitalisasi operasi rantai pasokan mereka.

Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan, yaitu 58%, telah menggunakan solusi SCM berbasis cloud untuk mengelola rantai pasokan. Jansen menambahkan bahwa perusahaan lebih tertarik pada solusi SCM berbasis cloud dibandingkan solusi lokal karena manfaat yang diberikan.

Solusi SCM berbasis cloud memerlukan investasi dan biaya bulanan yang lebih rendah, serta membebaskan perusahaan dari biaya pemeliharaan perangkat lunak dan infrastruktur mereka sendiri.

“Skalabilitas yang ditawarkan oleh solusi SCM berbasis cloud menghilangkan salah satu hambatan utama dalam adopsi teknologi, yaitu biaya implementasi yang tinggi. Oleh karena itu, solusi SCM berbasis cloud membantu dan mendukung adopsi teknologi oleh perusahaan di berbagai industri.

Mereka merespon permintaan pasar secara lebih dinamis,” katanya.

Dikatakan juga bahwa perusahaan yang menggunakan solusi SCM berbasis cloud untuk mengelola rantai pasokan mencatat pendapatan hingga 45% lebih banyak dibandingkan sebelum menggunakan teknologi ini.

“Hal ini membuktikan bahwa penggunaan solusi SCM berbasis cloud membuahkan hasil positif yang tercermin pada pertumbuhan pendapatan bisnis,” kata Jansen.

Perusahaan mengakui bahwa tantangan utama yang mereka hadapi terkait manajemen rantai pasokan adalah mengurangi pertumbuhan biaya produksi dan logistik (43%), diikuti dengan mencegah dampak lingkungan dari aktivitas rantai pasokan (37%) dan meminimalkan dampak gangguan eksternal. Seperti keterlambatan dan kekurangan pasokan (36%).

“Permintaan pelanggan meningkat, permintaan pasar rendah dan visibilitas rantai terbatas

“Pasokan merupakan tiga tantangan lainnya yang dilaporkan oleh perusahaan-perusahaan Indonesia,” jelas Janssen.

Jadi, saat ini, sebagian besar perusahaan sedang dalam proses mengadopsi teknologi untuk mengotomatisasi proses-proses utama dalam rantai pasokan. Hanya 6% perusahaan yang maju ke tahap adopsi teknologi berikutnya, yaitu penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk mengelola rantai pasokan.

Namun, 43 persen di antaranya berencana mengadopsi teknologi ini dalam 2-3 tahun ke depan. Artinya potensi transformasi digital, baik pada fase otomasi maupun fase implementasi AI, masih sangat luas.

Ketika transformasi digital menjadi bagian dari rencana strategis jangka panjang di berbagai perusahaan, Jansen mengatakan tren digitalisasi manajemen rantai pasokan akan meningkat. Kehadiran teknologi canggih seperti AI akan membuka peluang baru bagi perusahaan untuk mengakselerasi bisnis melalui teknologi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours