AS Akan Larang Penjualan Komponen Mobil Berteknologi China dan Rusia

Estimated read time 3 min read

JAKARTA – Pemerintah Amerika Serikat akan mulai melarang impor mobil dan suku cadang berteknologi China dan Rusia. Hal ini tentu saja akan berdampak besar bagi pemilik mobil di negara tersebut.

Secara khusus, Biro Keamanan Industri (BIS) Departemen Perdagangan AS mengatakan akan melarang penjualan atau impor kendaraan terhubung yang mengintegrasikan perangkat keras dan perangkat lunak tertentu, atau komponen yang dijual terpisah.

New Atlas pada Jumat (10/11/2024) BIS mengatakan aturan tersebut diadopsi sebagai tanggapan atas kekhawatiran serius tentang data yang akan dikumpulkan dan digunakan oleh mobil yang terhubung. Namun, definisi BIS tentang “transportasi terhubung” agak kabur, namun akan dibahas lebih lanjut.

“Mobil masa kini memiliki kamera yang terhubung ke internet, mikrofon, pelacakan GPS, dan teknologi lainnya. Tidak sulit membayangkan bagaimana musuh asing yang memiliki informasi ini dapat menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan nasional dan privasi warga AS.” kata Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo.

Untuk mengatasi permasalahan keamanan nasional ini, Departemen Perdagangan mengambil langkah-langkah proaktif dan tepat sasaran untuk menjauhkan teknologi RRT dan Rusia dari peredaran di Amerika, kata Raimondo.

Aturan ini tampaknya ditujukan terutama pada Tiongkok. Pasalnya, produsen mobil asal China sangat agresif dalam memperluas pasar global, khususnya di segmen kendaraan listrik (EV). Di sisi lain, pengaruh Rusia lebih kecil. Fokus terhadap Tiongkok juga terlihat dalam pernyataan Penasihat Ekonomi Nasional AS Lael Brainard, yang mendukung aturan tersebut.

“Pemerintahan Biden-Harris memastikan warga Amerika dapat mengendarai mobil yang mereka sukai, dengan aman dan terjamin, jauh dari risiko yang ditimbulkan oleh teknologi Tiongkok,” kata Brainard.

Peraturan yang diusulkan ini akan meningkatkan hambatan bagi produsen Tiongkok yang ingin memasuki pasar AS. Saat ini, tarif 100% terhadap kendaraan listrik buatan Tiongkok diberlakukan, pertama kali diterapkan pada masa kepresidenan Donald Trump dan diperbarui oleh pemerintahan Biden pada September lalu. Konsistensi kebijakan antara kedua presiden ini menunjukkan bahwa siapa pun yang memenangkan pemilu berikutnya kemungkinan besar tidak akan membatalkan peraturan tersebut jika diterapkan.

Hingga saat ini, tidak ada mobil Tiongkok atau Rusia yang dijual di AS (walaupun Lincoln, Buick, Volvo, dan Polestar menjual beberapa mobil Tiongkok). Namun BIS menekankan bahwa peraturannya tidak melarang penjualan kendaraan buatan China. Sebaliknya, aturan tersebut memengaruhi kendaraan yang terhubung terlepas dari asal usulnya, termasuk kendaraan buatan AS yang menggunakan perangkat keras atau perangkat lunak buatan Tiongkok atau Rusia.

Namun definisi mobil terhubung yang digunakan oleh pemerintah AS masih terbilang membingungkan. Aturan ini sepertinya hanya berlaku untuk kendaraan otonom atau kendaraan dengan konektivitas V2X (vehicle to everything), namun sebenarnya jauh lebih luas.

Dalam rancangan aturan tersebut, BIS menyatakan bahwa kendaraan yang terhubung adalah kendaraan yang diproduksi untuk digunakan di jalan umum dan yang mengintegrasikan peralatan jaringan dengan sistem perangkat lunak di dalam kendaraan yang berkomunikasi dengan komunikasi jarak pendek, telekomunikasi seluler atau jaringan lain atau komunikasi nirkabel lainnya.

Hal ini juga menunjukkan bahwa peraturan tersebut dapat berdampak pada sepeda motor, khususnya merek Tiongkok seperti CF Moto, yang memiliki sekitar 300 dealer di AS.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours