AS desak Israel untuk lebih melindungi pekerja kemanusiaan di Gaza

Estimated read time 2 min read

Washington (ANTARA) – Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken menekankan bahwa Israel harus mengambil tindakan tambahan untuk melindungi pekerja bantuan kemanusiaan di Gaza.

Dia bertemu dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant di Washington. Pada Senin (24/6), Blinken membahas upaya gencatan senjata di Gaza.

Proposal gencatan senjata yang didukung AS mencakup pembebasan seluruh warga Israel yang disandera oleh kelompok Palestina Hamas, serta diakhirinya penderitaan warga Palestina.

Blinken memberi pengarahan kepada Gallant tentang upaya diplomatik untuk mendukung keamanan, pemerintahan, dan rekonstruksi pasca-konflik di Gaza, dan menekankan pentingnya upaya ini bagi keamanan Israel.

“Dia juga menekankan pentingnya mencapai solusi diplomatik yang tidak akan meningkatkan konflik dan memungkinkan keluarga Israel dan Lebanon untuk kembali ke rumah mereka,” kata Sekretaris Pers Departemen Luar Negeri Matthew Miller dalam sebuah pernyataan.

Gallant saat ini mengunjungi Amerika Serikat untuk melakukan pembicaraan dengan pejabat pemerintah Amerika mengenai konflik di Gaza.

Gallant juga mengadakan pembicaraan dengan Duta Besar AS Amos Hochstein untuk membahas kemajuan “Fase C” dalam perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza.

Fase ketiga akan mencakup apa yang Israel gambarkan sebagai pertempuran yang tidak terlalu intens di Gaza, serangan udara yang ditargetkan, penarikan pasukan, zona penyangga di sepanjang perbatasan Gaza, dan alternatif terhadap pemerintahan Hamas di daerah kantong Palestina. Israel, yang menentang gencatan senjata Dewan Keamanan PBB, telah mendapat kecaman internasional atas serangan brutalnya di Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.

Lebih dari 37.600 warga Palestina tewas dan lebih dari 86.100 orang terluka dalam serangan brutal Israel di Jalur Gaza, menurut otoritas kesehatan setempat.

Selama perang delapan bulan yang dilancarkan Israel, sebagian besar wilayah Gaza ditinggalkan karena terbatasnya pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Sumber: Anadolu

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours