AS khawatir atas meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah

Estimated read time 2 min read

Washington (ANTARA) – Amerika Serikat menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya ketegangan antara Israel dan gerakan Hizbullah Lebanon.

Juru bicara Pentagon Jenderal Pat Ryder mengatakan mengenai situasi di perbatasan Israel-Lebanon, Amerika Serikat fokus untuk terus bekerja sama dengan Israel dan mitra lainnya untuk mendorong solusi diplomatik atas perselisihan tersebut.

“Jadi saya tidak akan berspekulasi apa yang akan terjadi selanjutnya,” kata Ryder.

Komentar Ryder muncul setelah militer Israel mengatakan telah menyetujui rencana menginap di Leba karena ketegangan dengan Hizbullah terus meningkat.

Pada saat yang sama, juru bicara Gedung Putih Karin Jean-Pierre melaporkan bahwa utusan khusus AS Amos Hochstein berada di Lebanon.

“Diskusi yang dilakukannya sangatlah penting, dan bagian dari diskusi tersebut tentu saja adalah memulihkan perdamaian di sepanjang Garis Biru [memisahkan Lebanon dan Israel], yang tetap menjadi prioritas utama Amerika dan harus menjadi prioritas utama. ke Lebanon dan Israel,” katanya.

Dia menekankan bahwa Amerika Serikat akan terus berupaya secara aktif menuju resolusi diplomatik yang memungkinkan warga Israel dan Lebanon untuk kembali ke tanah air mereka dan hidup dalam damai.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengatakan salah satu tujuan AS sejak dimulainya perang antara Israel dan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu adalah mencegah konflik meluas, termasuk di wilayah utara.

Blinken menekankan bahwa tidak ada seorang pun yang ingin melihat lebih banyak kekerasan dan eskalasi konflik.

“Saya tidak percaya Israel menginginkannya. Saya tidak percaya Hizbullah menginginkannya. Lebanon tentu saja tidak menginginkannya karena merekalah yang paling dirugikan. Saya tidak yakin Iran menginginkannya.”

Ketegangan meningkat di perbatasan Lebanon dengan Israel, di tengah serangan lintas batas antara pasukan Hizbullah dan pasukan Israel.

Sementara itu, Israel terus menyerang Gaza, menewaskan sedikitnya 37.300 orang dalam delapan bulan.

Sumber: Anatolia

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours