Asal-usul Taksaka, Anak Dewi Kadru dan Kasyapa di Cerita Mahabharata yang Jadi Nama KA Jakarta-Jogja

Estimated read time 2 min read

Rangkaian KA Taksaka terdiri dari 8 gerbong kelas eksekutif berkapasitas 416 kursi yang menjadi pilihan utama penumpang perjalanan Yogyakarta-Jakarta.

Kereta api ini beroperasi sejak 19 September 1999 melayani rute Yogyakarta Togo-Jakarta Gambir sepanjang 517 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 7 jam. Kemudian pada bulan Oktober 2001, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memperkenalkan Taksaka II yang menawarkan perjalanan siang hari dari Yogyakarta ke Jakarta dan sebaliknya pada malam hari.

Nama Taksaka diambil dari tokoh mitologi dalam cerita Mahabharata yang dikenal sebagai ular besar atau naga yang ramah dan pelindung. Dalam mitologi Hindu, Taksaka adalah putra Devi Kedru dan Kashyapa, dan tinggal di Nagaloka bersama saudara-saudaranya seperti Basuki dan Antabuga.

Tesaka juga dikenal dalam mitologi Bali sebagai ular suci yang hidup di angkasa, hal ini menunjukkan bahwa tidak semua ular mempunyai tingkah laku yang jahat.

Dalam cerita Mahabharata, Taksaka terkenal karena membunuh Raja Parikesit dari Sthinapura. Ketika Prikshit memasuki biksu brahmana bernama Smitti dan tidak mendapatkan jawaban yang diharapkannya, dia mengalungkan ular mati di leher Smitti.

Marah dengan perlakuan ini, putra Samiti, Sang Sarangi, mengutuk Parikesit agar mati karena gigitan ular dalam waktu tujuh hari. Naga Takshaka kemudian ditugaskan untuk melakukan kutukan tersebut.

Pada hari ketujuh, Taksaka menusuk buah jambu biji yang menyamar sebagai Prikshit Brahmana. Ketika Prikshit memakan buah tersebut, Takshaka kembali ke bentuk aslinya dan menggigit raja, menyebabkan kematiannya.

Putra Parikesit, Janamjaya, yang marah atas kematian ayahnya, melakukan upacara pengorbanan ular yang hampir membunuh Taksaka. Namun berkat campur tangan Sang Astika, ritual tersebut terhenti dan Takesaka selamat.

Legenda inilah yang menginspirasi nama kereta Texas, mengingat kisah seekor naga yang kuat dan penuh keberanian. Tak hanya menawarkan kenyamanan berkendara, kereta ini juga membawa penumpangnya melewati jalur bersejarah yang menghubungkan dua kota besar di Indonesia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours