Aset Rusia Rp24,1 Triliun Dicaplok UE, Jubir Kemenlu: Kami Akan Respons Keras

Estimated read time 2 min read

MOSKOW – Rusia kembali menegaskan setelah aset bank sentral dibekukan oleh Uni Eropa, pihaknya akan merespons dengan tegas. Yang membuat Kremlin geram adalah aset senilai USD 1,5 miliar atau sekitar Rp 24,1 triliun (kurs Rp 16.115 per USD), kemudian diberikan ke Kiev sebagai bantuan militer.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengecam rencana pengiriman uang tersebut dan menjanjikan pembalasan berat. “Kami sudah mengatakan berkali-kali bahwa kami akan bereaksi keras,” kata Maria seperti dilansir RT.

“Tentu saja kami akan bertindak demi kepentingan nasional dan mereka akan merasakannya dan saya kira mereka mengetahuinya,” jelasnya.

Diketahui, Barat telah membekukan aset di Bank Sentral Rusia sebesar 300 miliar dolar tak lama setelah eskalasi perang di Ukraina pada tahun 2022. Sebagian besar dana yang tidak dapat diperoleh kembali berada di tempat penyimpanan dan lembaga kliring terbesar di Eropa. Persatuan, Euroclear.

Pada bulan Mei, Brussels menyetujui rencana untuk menggunakan bunga atas aset yang dibekukan untuk mendukung pemulihan dan pertahanan militer Ukraina. Berdasarkan perjanjian tersebut, 90% dari pendapatan diharapkan akan dialokasikan untuk dana Uni Eropa untuk bantuan militer ke Ukraina, dan 10% lainnya untuk mendukung Kiev dengan cara lain.

Sementara itu, negara-negara maju G7 sepakat pada pertemuan puncak di Italia pada bulan Juni untuk menggunakan bunga dana Rusia yang dibekukan untuk membiayai pinjaman $50 miliar guna membantu Kiev membeli senjata dan membangun kembali infrastruktur yang rusak.

Moskow mengkritik tindakan Barat dan menekankan bahwa bantuan militer ke Kiev hanya akan memperpanjang perang. Pihak berwenang Rusia sebelumnya telah menekankan bahwa kasus terkait dana tetap Rusia sedang berlangsung di beberapa negara, yang mengakibatkan beberapa kasus.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours