Asosiasi: Kelembagaan kakao-kelapa dorong daya saing industri

Estimated read time 2 min read

Asosiasi Kakao Indonesia (ASKINDO) dan Asosiasi Sahabat Biji Cokelat Indonesia (ACBI) Presiden Joko Widodo mengatakan pembentukan organisasi industri kakao dan kelapa akan meningkatkan daya saing global kedua industri tersebut. ASKINDO meyakini langkah ini merupakan langkah yang tepat dan strategis untuk mendorong upaya mengembalikan kejayaan kakao Indonesia yang tengah menghadapi tantangan berat dalam persaingan komersial dengan ketersediaan biji kakao dalam negeri dan produsen atau industri pengolahan kakao di negara lain. Di Jakarta, Sabtu, Ketua Umum ASKINDO Arief Susanto menjelaskan langkah yang dilakukan pemerintah dengan menetapkan dua pendamping baru pengelola dana perkebunan sawit, yakni pendamping kakao dan kelapa. Badan BPDPKS dapat merangsang daya saing dengan menyerap produk di pasar dalam negeri, 99 persen kakao Indonesia ditanam oleh produsen kecil, serta kedekatan dengan sentra produksi produsen kakao; Kesadaran akan ketersediaan dan kemudahan akses terhadap perbekalan. menyediakan pupuk dan penyuluh di sektor ini;

Sementara itu, Presiden ACBI Olivia Putri Prawiro mengatakan langkah pemerintah dalam menerapkan kebijakan tersebut dinilai tepat untuk mengatasi penurunan produksi kakao Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, antara tahun 2015 hingga 2023, produksi kakao Indonesia mengalami penurunan sebesar 8,3 persen per tahun, sedangkan impor meningkat dari 239.377 ton menjadi 276.683 ton. “Dengan pengelolaan yang baik, diharapkan organisasi ini dapat memberikan dampak positif bagi petani dan industri, termasuk meningkatkan kualitas dan produktivitas kakao, produk olahannya, serta menjamin hasil panen petani,” ujar Enterian Industri yang meluncurkan Kakao dan Kelapa. Akses terhadap bahan mentah dari sektor ini; Guna meningkatkan daya saing dan meningkatkan nilai integrasi ekonomi (EVA), Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartassmita mengatakan, Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas mengenai hal tersebut. Dewan Kakao dan Kelapa berdasarkan hasil pertemuan tersebut memutuskan untuk mendelegasikan pengelolaan kedua sektor tersebut kepada Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dengan menunjuk dua orang perwakilan baru sebagai Pendamping Urusan Kakao. Substitusi kakao dan kelapa akan ditangani oleh BPDPKS. Baca Juga: BRIN Ciptakan 12 Bibit Baru Unggul

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours