Asosiasi Logistik desak pembentukan Badan Logistik Nasional

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) meminta pemerintah dan pemangku kepentingan membentuk Badan Logistik Nasional (BLN) untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi pemerintah baru sebesar 8%.

Ketua DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Akbar Johan mengatakan, “Dengan administrasi dan pengorganisasian logistik, bukan tidak mungkin. Faktanya, tingkat pertumbuhan kami selalu lebih dari 5%.” Kunjungan pelabuhan. Selasa, Jakarta Editors Club (IPEC).

Akbar membenarkan bahwa partainya telah menulis surat kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto mengenai mendesaknya pembentukan BLN.

Katanya, “Tahun lalu masih tahun politik. Sekarang kita sudah punya pemenangnya. Jadi kami termasuk induk organisasi kami, Kadin, memberikan masukan tertulis kepada presiden terpilih dan pihak istana baru.”

Ia mengklaim kontribusi logistik dalam empat tahun terakhir antara lain sektor transportasi dan pergudangan yang merupakan kontributor terbesar kedua setelah industri mineral stainless steel.

Ia mengatakan kontribusi signifikan ini penting untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% yang diharapkan pemerintah baru.

“Jadi kontribusinya besar sekali. Nah, kalau tidak dimanfaatkan secara maksimal, saya kira target presiden baru sebesar 8% (pertumbuhan ekonomi) akan jauh dari ideal,” kata Akbar. ,

Lebih lanjut Akbar mengatakan BLN dapat meningkatkan daya saing logistik tidak hanya di dalam negeri tetapi juga global.

Mudah-mudahan undang-undang ini bisa ditindaklanjuti. Bagaimanapun, ini untuk kepentingan nasional dan memberikan kita daya saing global atau regional, kata Akbar.

Secara umum, Akbar berharap kehadiran BLN akan mempercepat iklim investasi domestik dan internasional serta membantu memaksimalkan pendapatan dari sektor logistik.

Selain itu, hal ini juga berpotensi mempercepat produksi dan mencegah deindustrialisasi.

“Kami tidak mengharapkan anggaran. Tidak, kami adalah pengusaha logistik yang sangat independen. Kami ingin lembaga independen dengan fungsi yang jelas, KPI (indikator kinerja utama) yang jelas.”

Oleh karena itu, Pak Akbar berharap pemerintahan baru mampu membentuk pemerintahan dengan laporan pertanggungjawaban yang dapat dilaporkan langsung kepada Presiden.

“Jadi kita mau mulai dengan perintah eksekutif, sebaiknya undang-undang. Tapi yang terpenting laporan ke Presiden. Itu yang paling penting,” kata Akbar.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang kuat pada kuartal I-2024, dengan tingkat pertumbuhan tahunan (year-on-year) mencapai 5,1%.

“Di tengah ketidakpastian global, perekonomian Indonesia terus menunjukkan ketahanan yang tercermin dari kinerja pertumbuhan kuartal I,” kata Mulyani dalam keterangannya di Jakarta, Senin (6/5).

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours