AT&T dilaporkan bayar peretas untuk hapus data pelanggan yang dicuri

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Perusahaan telekomunikasi Amerika AT&T mengumumkan telah membayar seorang peretas untuk menghapus data pelanggan yang dicuri dalam serangkaian peretasan awal tahun ini.

Menurut laporan Wired Minggu (14/7), AT&T membayar anggota tim peretas lebih dari $300.000 untuk menghapus data pelanggan yang dicuri dan memberikan rekaman video sebagai bukti penghapusan tersebut.

Peretas dari kelompok peretas ShinyHunters, yang mencuri data dari beberapa korban melalui akun penyimpanan cloud Snowflake yang tidak aman, mengatakan kepada Wired bahwa AT&T membayar uang tebusan pada bulan Mei.

Dia memberikan alamat dompet mata uang kripto tempat dia mengirim uang tebusan dan alamat tempat dia menerimanya.

Dengan menggunakan pelacak blockchain online, WIRED dapat mengonfirmasi transaksi pembayaran sekitar 5,7 bitcoin pada 17 Mei.

Chris Janczewski, kepala penelitian global di perusahaan pelacakan kripto TRM Labs, juga mengonfirmasi menggunakan alat pelacakan perusahaan bahwa transaksi tersebut bernilai sekitar 5,72 bitcoin, atau sekitar $373,646.

Menurutnya, uang tersebut kemudian dicuci melalui berbagai bursa dan dompet mata uang kripto. Namun, tidak ada indikasi siapa yang memeriksa dompet tersebut, katanya.

Seorang peneliti keamanan yang meminta untuk diidentifikasi sebagai Reddington juga membenarkan bahwa pembayaran uang tebusan telah dilakukan.

Dia memediasi negosiasi peretas dengan AT&T dan dibayar untuk perannya oleh AT&T. Reddington memberikan bukti pembayaran biaya kepada WIRED.

Peretas awalnya meminta uang tebusan sebesar satu juta dolar AS atau Rp 16 miliar kepada AT&T, namun akhirnya setuju menerima sepertiganya.

AT&T tidak menanggapi permintaan komentar WIRED.

AT&T mengetahui pelanggaran datanya tiga bulan lalu secara tidak langsung melalui Reddington.

Sebelumnya AT&T, Ticketmaster, dan Santander Bank juga dilaporkan telah disusupi dengan mencuri kredensial login karyawan perusahaan penyimpanan cloud pihak ketiga Snowflake.

Setelah serangan terhadap Ticketmaster, peretas dilaporkan menggunakan skrip untuk meretas lebih dari 160 perusahaan secara bersamaan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours