Atlet harapkan lebih banyak kompetisi tenis meja

Estimated read time 2 min read

Medan (ANTARA) – Petenis DKI Jakarta Desi Ramadanti berharap akan lebih banyak lagi turnamen tenis baik nasional maupun internasional yang bisa diikuti untuk mengembangkan kemampuan pemainnya.

Desi mengatakan minimnya turnamen tenis di Indonesia membuat para atlet kurang memiliki tujuan dan motivasi dalam berlatih.

“Yang pasti kita masih bingung latihannya untuk apa, tidak ada kompetisinya. Karena tujuan kita pasti PON atau internasional,” kata Desi di Medan, Selasa.

Namun Pak Desi menyayangkan sulitnya petenis Indonesia dalam bersaing di ajang internasional tersebut dipastikan karena permasalahan pengelolaan organisasi yang terjadi di dalam negeri.

Cabang tenis lapangan tidak mengikuti PON XX Papua karena adanya konflik kepengurusan organisasi antara pengurus pusat Persatuan Tenis Tape Seluruh Indonesia (PP PTMSI) dan pengurus umum Persatuan Tenis Tape Seluruh Indonesia (PB PTMSI).

Perselisihan kepengurusan antara pasangan ini berlangsung selama lebih dari 10 tahun, sehingga mengakibatkan ketidakmampuan para petenis Indonesia bersaing di kejuaraan internasional. SEA Games di Kamboja 2023 merupakan Asian Games Tenggara terbaru yang diikuti Indonesia setelah dua kali absen di SEA Games.

Faktanya, tenis tidak akan dipertandingkan di PON Papua 2021 PON Jawa Barat merupakan kali terakhir tenis dipertandingkan di ajang olahraga nasional, sebelum dipertandingkan di PON Aceh-Sumut.

Dengan kembalinya tenis meja di turnamen PON, Desi berharap langkah tersebut menjadi momentum kebangkitan olahraga yang dikenal dengan nama pingpong.

Pak Desi mengatakan, “Harapannya tenis Indonesia tetap seperti sekarang, terus berkembang dan atlet-atletnya bersinar dengan baik, penyelenggara kompetisi dapat menyelenggarakan banyak pertandingan serta Liga Indonesia kedepannya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours