Awas! Ini Penyebab Utama Kasus Anak Cuci Darah di Jawa Barat Meningkat

Estimated read time 2 min read

BANDUNG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat melaporkan adanya peningkatan signifikan jumlah pasien anak yang menjalani cuci darah atau hemodialisis di 27 provinsi dan kota. Pada tahun 2023 jumlah penderita mencapai 125 orang, sedangkan pada Januari-Juli 2024 tercatat 77 kasus.

Menurut Rochady Hendra Setya Wibawa, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jawa Barat, ada beberapa faktor yang mendorong anak menjalani hemodialisis. “Hemodialisis biasanya dilakukan oleh penderita gagal ginjal, baik yang parah maupun kronis,” jelasnya China (8/01/2024).

Rochady menunjukkan bahwa penyebab utama buruknya fungsi ginjal pada anak bisa berbeda-beda, antara lain efek obat tertentu, buruknya sirkulasi darah ke ginjal akibat pendarahan berlebihan, infeksi, atau diare dengan banyak dehidrasi. “Dehidrasi dalam tubuh bisa berdampak pada ginjal karena air tidak masuk ke ginjal,” ujarnya.

Selain itu, penyakit kronis seperti penyumbatan saluran kemih akibat tumor atau batu ginjal juga dapat menyebabkan kerusakan ginjal. Faktor risikonya juga konsumsi makanan dan minuman olahan serta diabetes pada anak. “Diabetes pada anak pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan ginjal,” tambah Rochady.

Rochady menekankan pentingnya rutin memeriksakan kesehatan anak dan menghilangkan anggapan bahwa gemuk selalu sama dengan sehat. “Obesitas dapat menyebabkan gangguan lambung dan gangguan kesehatan lainnya,” ujarnya, menghimbau para orang tua untuk mewaspadai kesehatan anak.

Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mempercepat pelabelan makanan dan minuman kemasan untuk mencegah lonjakan kasus cuci darah pada anak di kemudian hari. “Saya berharap Kementerian Kesehatan segera memberi label pada makanan dan minuman kemasan baik kandungan gula, garam, dan lemaknya,” kata Bey.

Langkah ini diharapkan dapat memberikan kepastian kepada masyarakat mengenai keamanan penggunaan makanan dan minuman kemasan, terutama terkait dengan banyaknya kasus anak yang memerlukan hemodialisis.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours