Bahasa Semut Abuya Ghufron Ulama Ponpes di Malang yang Tuai Kontroversi di Medsos

Estimated read time 2 min read

Malang – Ceramah Abuya Mama Guferon viral di media sosial. Ceramah tersebut menyatakan bahwa Abuya memiliki kemampuan berbicara bahasa Antian dan bahasa Syria.

Video ini diunggah dari akun tiktok @fuadbkh. Dalam video tersebut, seorang pria bernama Abuya Mama Gufron sedang memberi kuliah pada sebuah kajian.

Dalam video tersebut tertulis pengajian berlangsung di Pondok Pesantren UNIQ Nusantara (POMPAS) di Desa Pamotan, Kecamatan Dumpit, Kabupaten Malang. Dalam video yang diunggah berdurasi 41 detik tersebut, terlihat Abuya Mama Gufron berbincang tentang bagaimana dirinya berlatih berbicara dengan semut.

Makanya tanya kata semut, itu bahasa semut. Bismillahhirrahmanirrahim ashkoli innakali yam kali innaka gufron, artihi iniya inaka kaliya kali fima allah. Doakan saya ya? Ya jelas karena saya punya informasinya. Nabi yang Nabi Suleiman,” kata Abuya Gufron dalam video tersebut.

Video lain juga menunjukkan penggunaan bahasa Suryani yang memicu keributan. Termasuk klaim kontroversial adanya penjaga neraka.

Video klip yang dengan cepat menjadi viral ini menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat. Banyak pihak yang mengolok-olok ucapan Abuya Gufron di media sosial.

Seorang warganet mengomentari video tersebut, “Vamakoli inna rohamtaan fima allah. vama guffron wennalillahi wennilahirojiyun.”

“Jangan ditangkap tapi lucu,” tulis warganet di komentar lain.

Pengasuh Pondok Pesantren UNIQ Nusantara Ubad Aminullah membenarkan, banyak video ceramah yang beredar di media sosial diambil di Pondok Pesantren UNIQ (PONPS). Biasanya pembelajaran dilakukan dalam satu jam pada malam hari.

Ubad Aminullah mengatakan, “Sebenarnya yang terjadi di media sosial tentang Abuya Mama Gufron adalah publisitas dan pengumpulan opini karena ada hubungannya dengan perjuangan Abuya Mama Gufron dalam meluruskan sejarah nusantara, NU, Toriko -punya memberi.” Ditemui pada Kamis (27/6/2024) di Pondok Pesantren UNIQ Nusantara, Dampit, Kabupaten Malang.

Mereka menyebut video ceramah pria bernama lengkap Abuya Gufron al-Bantani di media sosial itu tidak lengkap. Lebih lanjut, video viral tersebut tidak mengungkap penjelasan apapun.

“Bahasa Abuya Gufron perlu kita telaah lebih mendalam, karena Abuya Gufron bukanlah seorang ahli retorika, melainkan seorang aktor atau aktor. Jadi memahami bahasa Fashoha Nahvu Sharaf atau Abuya Gufron dalam film tersebut saja tidak cukup. konteks sejarah,” jelasnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours