Bahlil: BASF dan Eramet tunda investasi baterai di Maluku Utara

Estimated read time 2 min read

Jakarta (Antara) – Kepala Menteri Penanaman Modal dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan, dua perusahaan besar Eropa, BASF milik Jerman dan Eramet milik Prancis, menunda rencana investasi pada proyek Sonic Bay di utara Kepulauan Maluku.

“Saya baru dapat kabarnya kemarin. Sementara (investasinya) belum ditarik, tapi dihentikan sementara,” kata Bahlil saat pengukuhan Dewan Pengurus Pusat (DPP) Asosiasi Pengusaha Jasa Makanan (APJI) . Kamis malam di Jakarta periode 2024-2029.

Bahlil membantah adanya rumor bahwa BASF dan Eramet telah membatalkan investasi senilai $2,6 miliar pada rencana pabrik bahan baku baterai kendaraan listrik di Teluk Weda, Halmahera tengah, utara Kepulauan Maluku.

Diakuinya, pihaknya saat ini sedang melakukan negosiasi dengan dua perusahaan.

Menurut dia, kedua perusahaan tersebut tidak membatalkan, melainkan hanya menunda investasinya di Indonesia akibat menurunnya pasar penjualan mobil listrik di Eropa.

“Karena daya beli masyarakat terhadap EV (kendaraan listrik) di Eropa sedang menurun. Jadi, pasarnya sekarang menurun karena persaingan dengan mobil dari negara lain,” kata Bahlil.

Menurut Bahlil, penurunan pasar penjualan mobil listrik sebenarnya tidak hanya terjadi di Eropa, tapi juga Amerika Serikat.

“Dan pasar AS juga sedang lesu saat ini. Karena lesu, permintaan baterai pun berkurang,” kata Bahlil.

Ia memastikan hingga saat ini kedua raksasa tersebut belum menarik rencana investasinya di Indonesia.

“Tidak (belum mencabutnya), kami masih bernegosiasi,” ujarnya.

Bahlil mengatakan investor asing lainnya tidak perlu khawatir karena kedua perusahaan sempat menunda investasinya.

“Itu hanya penurunan mobil listrik di Eropa dan Amerika. (Kalau) semuanya berjalan, Korea, Jepang, China, tidak masalah, tidak masalah,” kata Bahlil.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours